Saat ini telah dilakukan kerja sama penyediaan SPKLU pola franchising dengan BUMN dan swasta.
"Kami punya strategi membuat perkembangan jumlah SPKLU dan SPBKLU akan menjamur. Kami lakukan franchising, kolaborasi dengan pemilik area strategis seperti kantor-kantor, kafe, restoran hingga ke mal-mal yang memang memiliki lokasi aset strategis. Kami mengajak semua pihak untuk berkolaborasi," ujar Edi.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain SPKLU, Edi menjelaskan PLN juga terus membangun SPBKLU. Sebab, SPBKLU ini merupakan yang paling dibutuhkan masyarakat di tengah menjamurnya motor listrik, khususnya para pengendara ojek online.
"Kalau motor listrik ini kan sekali mengisi daya untuk 60 kilometer, sedangkan ojol ini biasanya butuh 150 kilometer (km), maka harus ganti baterai 2-3 kali. Untuk itu, kami akan gencar berkolaborasi juga membangun SPBKLU ini," ujar Edi.
Untuk bisa memperbanyak unit SPBKLU, PLN sudah bekerja sama dengan Grab, Gesit dan juga Viar. Sementara untuk meningkatkan penetrasi, PLN juga telah menandatangani MoU dengan Pabrikan, Distributor dan Pebisnis Transportasi.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
"Melalui kolaborasi ini diharapkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia semakin masif terbangun," pungkasnya.
Selain membangun SPKLU dan SPBKLU, PLN juga menyediakan insentif berupa diskon tarif sebesar 30 persen untuk pengisian daya di rumah pada pukul 22.00 sampai dengan 05.00. Selain itu, akan ada bonus diskon tambah daya yang diberikan oleh PLN.
Misalnya, bagi pelanggan 1 Fasa hanya membayar Rp850 ribu dengan pilihan daya akhir 7.700 VA, sementara pelanggan 3 Fasa hanya membayar Rp3,5 juta dengan pilihan daya akhir 13.200 VA.