Direktur Operasi 2 PT PJB, Rachmanoe Indarto saat berkunjung ke TPA Jabon beberapa waktu lalu menyampaikan bahan bakar alternatif dengan teknologi Co-firing tersebut untuk mengurangi penggunaan bahan bakar batu bara yang selama ini dipakai PLTU.
“Pemanfaatan bahan bakar alternatif sampah olahan ini merupakan langkah nyata PJB dalam mewujudkan target EBT sampai tahun 2025, targetnya 23 persen,” kata dia.
Baca Juga:
Pemkab Batang Apresiasi Kontribusi PT Bhimasena Power dalam Layanan Kesehatan dan Pembangunan
Rachmanoe mengatakan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar alternatif pengganti batu bara, salah satunya adalah dari sampah olahan.
"Komposisi penggunaan biomassa sampah olahan bisa sampai 10 persen. Kebutuhan bahan bakar di PLTU Awar-awar dalam satu hari 8.000 ton batu bara, jika satu persennya untuk co-firing, penggunaan biomassa bisa 80 ton per hari," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Sidoarjo Bahrul Amig menjelaskan sebagai perbandingan, untuk menghasilkan 100 ton briket dibutuhkan sampah 300 ton.
Baca Juga:
Usut Tuntas Skandal Proyek PLTU 1 Kalbar, ALPERKLINAS: Jangan Sampai Pasokan Listrik ke Konsumen Terhambat
Sedangkan kapasitas pengolahan sampah di TPA Jabon dalam sehari bisa menghasilkan 160 ton briket dengan sampah yang masuk dalam satu hari rata-rata 600 ton. [Tio]