Saat ini bisnis pusat data berkembang pesat di Indonesia, terkhusus di Jakarta.
Doddy menuturkan peningkatan penggunaan aplikasi berbasis internet dan bisnis digital membuat Jakarta menjadi tempat yang prospektif untuk melakukan bisnis pusat data.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Proyeksi tahun 2022 ada penambahan pemasangan listrik baru untuk pusat data dengan daya total sebesar 300 megawatt ampere (MVA) dan akan terus bertambah. Keunggulan ketersediaan jaringan serat fiber dan keandalan pasokan listrik menjadikan Jakarta sebagai wilayah yang siap mendukung pertumbuhan bisnis pusat data.
"Secara pasokan daya kami siap karena daya mampu pasokan listrik di Jakarta sekitar 8.000 megawatt, sedangkan beban puncak tertinggi yang pernah dicapai 5.300 megawatt, artinya masih ada cadangan daya 2.700 megawatt," kata Doddy.
Lebih lanjut ia menyampaikan bahwa PLN juga menyediakan listrik premium dengan keandalan pasokan multi sumber untuk mendukung keandalan listrik pusat data.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Penggunaan sistem automatic change over (ACO) melengkapi keandalan pasokan listrik premium, sehingga apabila sumber listrik utama mengalami gangguan akan segera dipindahkan ke sumber listrik cadangan.
Selain itu, PLN juga siap menyediakan fasilitas uninterrutible power supply (UPS) untuk listrik tanpa kedip.
"Pelanggan seperti data center ini butuh listrik yang andal bahkan tanpa kedip, kami punya UPS sebagai solusi," pungkas Doddy. Dikutip Antara. [Tio]