“Ini jumlahnya memang belum kami dapatkan. (Kendaraan listriknya) Belum, masih dalam produksi,” katanya.
Ia menambahkan, saat ini PLN sedang merumuskan pengembangan bisnis SPKLU dengan sistem Revenue Sharing berbasis Sharing Economy.
Baca Juga:
PLN Gelar Apel Siaga Kelistrikan, Pastikan Keandalan Pelayanan KTT WWF 2024 di Bali
Bagi pengusaha yang tertarik untuk berbisnis SPKLU, kedepannya akan ada model-model bisnis yang bisa dikerjasamakan yang dapat PLN tawarkan.
Menurutnya, bisnis ini merupakan bisnis masa depan yang akan menjanjikan. Karena kendaraan berbasis fosil secara perlahan akan mulai ditinggalkan, dan kendaraan bermotor listrik berbasis baterailah yang lebih sesuai untuk perkembangan zaman.
“Kami sudah siap untuk mengawal perubahan konsumsi energi masyarakat melalui KBLBB ini, infrastruktur siap, termasuk aplikasi pendukung yakni Charge.In juga telah dikembangkan,” ungkap Oscar.
Baca Juga:
PLN UID Bali Catat Penggunaan SPKLU di Bali Meningkat Selama Lebaran 2024
Fitur layanan terbaru Charge.In sebagai pendukung SPKLU pada aplikasi PLN Mobile dikembangkan guna mempermudah pelanggan dalam bertransaksi dan mencari titik lokasi SPKLU yang terdekat.
“Fitur tambahan ini diharapkan mampu menambah kenyamanan pelanggan khususnya pengguna kendaraan listrik untuk bertransaksi saat menggunakan SPKLU yang terintegrasi dengan dompet digital,” tutupnya. [Tio]