Listrik.WahanaNews.co | Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi atau SKK Migas memastikan pembeli gas dari lapangan Abadi, Blok Masela yang dioperatori Inpex Masela Ltd adalah PLN sebanyak 2-3 juta ton LNG.
Kemudian PT Pertamina (Persero) lewat PT PGN Tbk sekitar 1 juta ton.
Baca Juga:
SKK Migas Pastikan Lifting Migas Akhir 2024 Berjalan Optimal dan Efisien
Berarti antara 3-4 juta ton domestik menyerap LNG dari Blok Masela.
“Yang dari luar (untuk ekspor) meminta banyak terutama dari Japan LNG. Jepang sendiri membutuhkan jaminan itu,” kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam bincang santai bersama awak media usai pemberian apresiasi SKK Migas untuk Media, Rabu (5/10/2022) di Bandung.
Dwi yakin LNG Masela sangat menarik untuk dipesan oleh para pembeli LNG dunia.
Baca Juga:
SKK Migas Optimalkan Lifting Akhir Tahun 2024, Siapkan Langkah Strategis untuk 2025
Dengan posisi sekarang Eropa membutuhkan resource LNG yang lain, maka LNG ke depan masih akan bagus.
Dwi Soetjipto juga menjelaskan target akhir tahun ini ada keputusan terkait apakah Pertamina akan masuk ke Blok Masela atau tidak.
Menurut dia, untuk bisa masuk ke proyek Masela tentu Pertamina harus menemukan kesepakatan dengan Shell.
Di mata Dwi, Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal harus bisa disiapkan oleh Pertamina.
Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan oleh Shell selama menjadi mitra Inpex di Masela.
“Kalau ada yang masuk pertama, dilihat negosiasi dengan Shell, mereka mau lepas berapa, ada cash out kan mereka (Shell), apakah Shell lepas PI ganti aja (dana) yang udah diekluarin, ini strategi Shell juga. Pertamina negosiasi dengan Shell. SKK Migas memonitor dan memberikan drive agar Shell jual dengan harga nggak berlebihan, biar jalan, kita surati mereka agar mendukung divestasi berapa. Sekitar 1,4 miliar dolar AS sudah dikeluarkan Shell,” ucap Dwi yang didampingi Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dan PLT Kepala Divisi Komunikasi dan Program SKK Migas Muhammad Kemal.
Dwi menjelaskan salah satu basis negosiasi antara Pertamina dan Shell juga saat ini sedang dilakukan.
Pertamina kata dia sedang melakukan studi data room blok Masela. Diharapkan bulan ini pelaksanaan studi bisa rampung baru kemudian diputuskan berapa persen PI yang disanggupi atau akan diambil oleh Pertamina.
“Pertamina sudah lihat data room lakukan studi, Oktober ini selesai studi data room, nextnya, challenge berapa persen kemampuan Pertamina, apakah 35 persen akan diambil semua atau tidak,” ujar Dwi.
SKK Migas sendiri menargetkan pembahasan divestasi maupun penyeraham revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bisa selesai di tahun ini.
Pihak Inpex kata Dwi juga memiliki kewajiban untuk segera mengeksekusi proyek Masela jika dan tidak melebihi batas waktu sejak PoD pertama dulu disetujui pada tahun 2019.
“Inpex ada kewajiban, kalau mitra bermasalah ini tidak boleh terbengkalai . Hulu Migas tugasnya lead (operator) dia ini harus biayai sendiri dulu,” tegas Dwi. [Tio]