Di mata Dwi, Shell sudah memiliki basis nilai yang minimal harus bisa disiapkan oleh Pertamina.
Nilai tersebut merupakan total dana yang telah digelontorkan oleh Shell selama menjadi mitra Inpex di Masela.
Baca Juga:
SKK Migas Pastikan Lifting Migas Akhir 2024 Berjalan Optimal dan Efisien
“Kalau ada yang masuk pertama, dilihat negosiasi dengan Shell, mereka mau lepas berapa, ada cash out kan mereka (Shell), apakah Shell lepas PI ganti aja (dana) yang udah diekluarin, ini strategi Shell juga. Pertamina negosiasi dengan Shell. SKK Migas memonitor dan memberikan drive agar Shell jual dengan harga nggak berlebihan, biar jalan, kita surati mereka agar mendukung divestasi berapa. Sekitar 1,4 miliar dolar AS sudah dikeluarkan Shell,” ucap Dwi yang didampingi Sekretaris SKK Migas Taslim Yunus dan PLT Kepala Divisi Komunikasi dan Program SKK Migas Muhammad Kemal.
Dwi menjelaskan salah satu basis negosiasi antara Pertamina dan Shell juga saat ini sedang dilakukan.
Pertamina kata dia sedang melakukan studi data room blok Masela. Diharapkan bulan ini pelaksanaan studi bisa rampung baru kemudian diputuskan berapa persen PI yang disanggupi atau akan diambil oleh Pertamina.
Baca Juga:
SKK Migas Optimalkan Lifting Akhir Tahun 2024, Siapkan Langkah Strategis untuk 2025
“Pertamina sudah lihat data room lakukan studi, Oktober ini selesai studi data room, nextnya, challenge berapa persen kemampuan Pertamina, apakah 35 persen akan diambil semua atau tidak,” ujar Dwi.
SKK Migas sendiri menargetkan pembahasan divestasi maupun penyeraham revisi rencana pengembangan atau Plan of Development (PoD) bisa selesai di tahun ini.
Pihak Inpex kata Dwi juga memiliki kewajiban untuk segera mengeksekusi proyek Masela jika dan tidak melebihi batas waktu sejak PoD pertama dulu disetujui pada tahun 2019.