Capaian Tata tentu sangat kontras dengan pembuat mobil besar lainnya yang telah menggelontorkan miliaran dolar untuk peralatan dan teknologi EV sejak awal membangun pabrik.
Meskipun kesuksesan Tata juga banyak disebabkan oleh subsidi pemerintah dan tarif tinggi yang mencegah impor dari pesaing seperti Tesla Inc.
Baca Juga:
Sosok Sheikh Hasina, PM Bangladesh Kabur ke India yang Mundur-Kabur karena Demo
Masuk ke pasar EV India yang belum pernah dicoba, Tata tahu bahwa mereka harus membuat mobil yang terjangkau untuk populasi yang mayoritas kelas menengah.
Alih-alih membangun pabrik atau jalur EV yang akan mahal dan memakan waktu, perusahaan memutuskan untuk memilih unit mobil yang sudah ada dan melengkapinya dengan baterai.
"Pabrik EV untuk pasar yang baru lahir akan menjadi investasi dalam jumlah besar dengan potensi volume yang muncul. Kami tidak ingin melakukan itu," kata Wakil Presiden Lini Produk dab Operasi Tata Passenger Electric Mobility, Anand Kulkarni dikutip Detikcom.
Baca Juga:
PM Bangladesh Undur Diri, Hasina Mengungsi ke India
Tata juga membatasi investasi di muka dengan mengandalkan perusahaan grup Tata untuk berbagai komponen dan infrastruktur EV, dan dengan memilih jenis bahan kimia baterai yang lebih murah.
Hal itu memungkinkan perusahaan untuk bisa menjual Nexon EV sekitar U$ 19.000 atau setara Rp 271 juta.
Harga itu memang belum tentu murah di India tetapi terjangkau untuk kelas menengah ke atas dan tidak jauh lebih mahal daripada versi teratas dari model bensin Nexon.