Sebelum pelarangan ini resmi dilaksanakan selama satu bulan penuh, Simington memprediksi akan terjadi pengiriman 40 juta ton batu bara dari Indonesia. Di mana permintaan fdomestik sendiri hanya berkisar 12 juta ton saja.
“Kami memperkirakan 40 juta ton ekspor Indonesia pada Januari dan total permintaan domestik berada di kisaran 12 juta ton; mengatasi kekurangan apa pun hanya membutuhkan sebagian kecil dari total kapasitas,” tambahnya.
Baca Juga:
Catat! Boleh Ekspor Batu Bara dengan 3 Syarat Ini
Sementara dalam perdagangan batu bara di China, konsumen bahan bakar terbesar di dunia, melonjak pada Selasa lalu sebagai bentuk kekhawatiran publik terhadap larangan ekspor yang dapat mengancam keamanan energi di beberapa ekonomi terbesar dunia.
Patokan batu bara termal China naik sebanyak 7,8 persen pada hari pertama perdagangan sejak kebijakan itu diumumkan. Kontrak ditutup pada 713,80 yuan (setara dengan Rp1,6 juta) per ton, naik 6,4 persen.
Kenaikan tersebut meruoajan yang terbesar sejak 19 Oktober lalu, ketika harga naik ke rekor 1.848 yuan per ton di tengah defisit pasokan di China yang disebabkan oleh kekurangan dari tambang domestik. [Tio]