WahanaListrik.com | Energi hijau (green energy) telah dipandang sebagai tuntutan zaman.
Hal seiring dengan kondisi lingkungan dunia yang semakin buruk belakangan ini.
Baca Juga:
COP29, PLN Dorong Kolaborasi Global Perkuat Energi Hijau di Tanah Air
"Untuk itulah gerakan memanfaatkan sumber energi yang minim polusi (less pollutant) dan dapat diperbarui (renewable) harus terus dikembangkan," ujar Ketua Geo83, Anif Punto Utomo, di sela-sela acara PT Pertamina Geotyermal Energy, Sebuah Keniscayaan' di UC UGM, Yogyakarta, Sabtu (18/12/2021).
Sejak beberapa tahun lalu, isu yang populer dengan nama green energy atau energi baru terbarukan (EBT) ini terus bergulir.
Kegiatan industri tidak lagi bisa menghindar dari isu energi hijau berikut implementasi riil turunannya. "Green energy memang telah menjadi tuntutan zaman," kata Anif.
Baca Juga:
Gandeng Sederet Startup Terkemuka, PLN Proyeksikan Bangun Ekosistem Energi Hijau
Kegalauan tentang penggunaan energi fosil (brown energy), kata Anif, sudah menjadi fenomena global. Oleh karena itulah muncul kesadaran kolektif dari para pemimpin dunia untuk beralih ke green energy.
Bahkan Presiden Cina Xi Jinping pada Juni 2014 menyerukan Revolusi Energi, yakni revolusi dari brown energy ke green energy.
"Strateginya adalah dengan cara mengekang konsumsi energi fosil dengan mengurangi drastis pemakaian batubara," ujar Anif.