“Perusahaan pelayaran dan pedagang enggan berurusan dengan sumber daya negara,” ungkap The Wall Street Journal.
Namun, itu bukan satu-satunya masalah karena Rusia bertanggung jawab atas 17% produksi nikel dengan kemurnian tinggi dan itu sangat penting untuk kendaraan listrik.
Kekhawatiran tentang nikel ada sebelum perang dan CNBC mencatat beberapa analis memperingatkan bahwa permintaan global untuk nikel bermutu tinggi dapat melampaui pasokan pada tahun 2024.
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Situasinya menjadi jauh lebih buruk sejak peringatan itu musim gugur yang lalu, tetapi ada alternatif seperti baterai lithium besi fosfat yang tidak menggunakan nikel atau kobalt di katodanya.
Namun, ada pengorbanan termasuk kepadatan energi yang lebih rendah.
Carscoops menyebutkan saat ini memang tinggal menunggu keputusan dari pabrikan mobil listrik untuk menaikkah harga.
Jika mereka melakukannya, konsumen kemungkinan akan terjebak membayar lebih untuk mobil listrik. [Tio]