WahanaListrik.com | Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Boyolali melakukan tracking atau pelacakan terhadap 4.473 ekor hewan ternak sebagai upaya pengendalian penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Dari pelacakan terhadap 4.473 ekor hewan ternak itu, ada 360 ekor suspek dan 21 ekor positif terpapar PMK," kata Kepala Disnakkan Kabupaten Boyolali Lucia Dyah Suciati usai rapat koordinasi penanganan PMK di Boyolali, Rabu (25/5/2022).
Baca Juga:
24 Desa di Gunung Mas Terima Insentif dari Pemerintah Pusat Karena Kinerja Baik
Lucia menjelaskan kasus PMK di Boyolali sejak 7 Mei 2022, awalnya sebanyak 15 ekor sapi di Desa Singosari Mojosongo positif, kemudian ada penambahan tiga ekor sapi dan tiga ekor kambing di Ampel.
"Kami melakukan pelacakan hingga Rabu 25 Mei ini, dari 4.473 ekor hewan ternak, ada 360 ekor suspek dan 21 ekor positif PMK. Dari jumlah hewan ternak yang suspek dan positif itu, yang sembuh dari PMK sebanyak 41 ekor," kata Lucia.
Dia menjelaskan daerah yang masuk zona merah PMK dan sudah ada hewan yang dinyatakan positif PMK, yakni Mojosongo dan Ampel.
Baca Juga:
Menkeu Sri Mulyani Perketat Buka Rekening Bank, Simak Aturan Terbarunya
Daerah yang masuk zona kuning ada enam kecamatan, yakni Selo, Gladaksari, Cepogo, Musuk, Tamansari, dan Karanggede.
Pihaknya terus melakukan pelacakan dan hasilnya langsung ditangani serta dilakukan penyemprotan disinfektan pada semua pasar dan kandang hewan ternak. Biosecurity untuk para peternak juga dilakukan.
Selain itu, petugas kesehatan hewan melakukan pengobatan bagi ternak yang suspek dan positif PMK yang dipimpin oleh Kepala Bidang Kesehatan Hewan Disnakkan.