WahanaListrik.com | Afrika Selatan (Afsel) mengaku akan meninjau ulang keputusan pengeluaran anggaran USD1,3 juta atau sekitar Rp19 miliar untuk proyek pembangunan monumen tiang bendera setinggi 100 meter.
Keputusan ini diambil setelah munculnya kemarahan publik.
Baca Juga:
Sekjen PBB: Pentingnya Kepemimpinan Afrika dalam Arsitektur Perdamaian dan Keamanan Global
Seperti dilaporkan Africa News, sebuah pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Olahraga, Seni dan Budaya pada Kamis (19/5/2022) menyatakan, departemen telah memperhatikan protes publik.
Awal pekan ini, serikat buruh berpengaruh di Afsel, Kongres Serikat Buruh Afsel [COSATU] mengecam rencana tersebut dan menggambarkannya sebagai tidak masuk akal, dan tidak ada gunanya.
Kritik juga datang dari kelompok masyarakat sipil dan partai politik seperti ActionSA, dan Economic Freedom Fighters (EFF), yang menuduh pemerintah berusaha berinvestasi dalam proyek batil.
Baca Juga:
Narkoba dari Tulang Manusia Banyak Diburu, Negara Ini Berlakukan Status Darurat
Pemerintah Afsel sendiri sempat membela rencana itu dengan mengatakan proyek tersebut akan menarik pengunjung.
Namun banyak yang mengkritiknya sebagai pemborosan uang wajib pajak.
Afsel sendiri sangat ingin menghidupkan kembali sektor pariwisatanya yang terpukul keras oleh pandemi.
Departemen mengumumkan proyek bendera "monumental" ketika merinci rencana kinerja tahunan untuk tahun 2022/2023 kepada Majelis Nasional minggu lalu.
Dalam rencana kinerja tahunannya, departemen tersebut mengatakan bahwa pihaknya memulai proses untuk membuat konsep, merancang dan akhirnya, memasang "Bendera Monumental Nasional" dengan tiang bendera yang tingginya lebih dari 100 meter.
“Bendera merupakan lambang kebangsaan dan identitas bersama masyarakat di suatu negara tertentu. Bendera sebagai brand image negara perlu mendapat pengakuan yang tinggi dari warga negara. Jauh dalam membuatnya sangat diakui oleh warga," kata departemen itu.
"Ini memiliki potensi untuk menyatukan orang karena menjadi simbol persatuan dan identitas bersama. Proyek ini diharapkan dapat berkontribusi terhadap pembangunan bangsa dan kohesi sosial," lanjut pernyataan tersebut.
Setelah proyek tersebut memicu kontroversi, Direktur The SA Bureau of Heraldry and National Herald of South Africa, Thembinkosi Mabaso, mengatakan kepada CapeTalk, bahwa bendera negara perlu dipromosikan.
Sebab, tidak ada gunanya memiliki bendera ketika "orang tidak menyukainya, beresonansi dengannya atau pahami peran khususnya." [Tio]