WahanaListrik.com | Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana mengungkapkan komitmen pemerintah untuk terus meningkatkan mutu pelayanan listrik kepada masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan capaian System Average Interruption Duration Index (SAIDI) dan System Average Interruption Frequency Index (SAIFI) pada tahun 2021.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Yang membanggakan adalah (capaian) SAIDI dan SAIFI," kata Rida dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Tahun 2021 dan Program Kerja Tahun 2022 Subsektor Ketenagalistrikan di Jakarta, Selasa (18/1/2022).
Pada SAIDI atau intensitas listrik terganggu atau padam per pelanggan telah mencapai tercapai 6 (enam) jam/pelanggan/tahun atau mencapai 140% dari target, yaitu 10 jam/pelanggan/tahun.
"Padahal kita targetkan (2021) 10 jam per pelanggan per tahun sehingga ada peningkatan capaian di atas 100%," ungkap Rida.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sedangkan SAIFI yaitu intensitas listrik terganggu atau padam per pelanggan dalam satu tahun, capaiannya adalah 4 kali pelanggan/tahun atau mencapai 150% dari target, yaitu 8 kali pelanggan/tahun.
"Ini ada perbaikan pelayanan. Makin kecil angkanya, makin bagus," jelas Rida.
Baik SAIDI maupun SAIFI sendiri terus mengalami perbaikain dari tahun ke tahun.
Sebagai perbandingan di 2020 lalu, Kementerian ESDM menargetkan 15 jam/pelanggan/tahun untuk SAIDI dan 10 kali pelanggan/tahun untuk SAIFI.
Hasilnya, kedua indikator pelayanan listrik melebihi target capaian. SAIDI mencapai 12,72 jam/pelanggan/tahun dan SAIFI mencapai 9,25 pelanggan/tahun.
Keberhasilan meningkatkan mutu layanan ini juga dibarengi dengan penambahan infrastruktur pembangkit (1.901,74 MW), gardu induk (7.731 MVA), gardu distribusi (2.775,42 MVA), transmisi (3.820,61 kms), jaringan distribusi (14.480,1 kms) serta peningkatan rasio elektrifikasi sebesar 0,25% menjadi 99,45%. [Tio]