WahanaListrik.com | Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyoroti peningkatan kasus Covid-19 sejak awal Januari sampai pertengahan Januari 2022.
Ia mengatakan, dalam kurun waktu dua pekan di bulan Januari, kasus Covid-19 meningkat tajam.
Baca Juga:
TP PKK Kolaka Utara Gelar Sosialisasi Kesehatan Reproduksi dan Cegah Stunting bagi Pelajar
Bahkan, lonjakan kasus Covid-19 berlanjut hingga awal Februari.
"Dari tanggal 15 Januari ke 2 Februari dari 1.054 (kasus harian Covid-19) ke 16.021, tentu suatu lonjakan luar biasa, 15 kali (lipat) dari 2 minggu sebelumnya benar terjadi lonjakan luar biasa," kata Zubairi dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/2/2022).
Zubairi mengatakan, peningkatan kasus Covid-19 juga diikuti dengan naiknya angka positivity rate yang kini berada di angka 20,8 persen.
Baca Juga:
Dr. Rudi Iskandar Terpilih Sebagai Ketua IDI Tapsel 2023-2026 dalam Muscab Serentak
Selain itu, kata dia, perawatan pasien di rumah sakit khususnya di DKI Jakarta dan RSDC Wisma Atlet mulai merangkak naik.
"Bahkan di RS sudah mulai penuh baik di isolasi dan ICU dan di IGD Covid-19, memang belum ada yang antre untuk masih IGD namun ini pertanda yang sangat kuat bahwa masalahnya amat serius," ujarnya.
Melihat kondisi tersebut, Zubairi mendorong pemerintah untuk menarik rem darurat sebagai upaya menekan lonjakan kasus.
Ia mengatakan, rem darurat tersebut bisa dilakukan dengan meningkatkan status level PPKM.
"Saya kira mulai perlu dipertimbangkan naik PPKM ke Level 3 ataupun tarik rem darurat khususnya untuk provinsi-provinsi dengan positivity rate tinggi, jumlah kasus harian dan pasien yang dirawat di RS mulai lebih dari 50 persen dan ada klaster baru," ucap dia.
Lebih lanjut, Zubairi mengatakan, Omicron termasuk varian virus Corona yang berbahaya karena menyebabkan kematian pasien.
Selain itu, varian Omicron menyebabkan variasi gejala ringan, sedang dan berat yang berakibat pada peningkatan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit.
"Jadi kalau melihat 50 persen RS terisi dan penuh maka memang Omicron menyebabkan kondisi kesehatan yang membahayakan serius yang bisa menyebbakan kegawatdaruratan dan kematian," pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, kasus Covid-19 di Indonesia terus merangkak naik. Dalam beberapa hari terakhir, penambahan kasus Covid-19 harian melonjak tajam melewati angka 10.000.
Padahal, selama Desember 2021 hingga pertengahan Januari tahun ini kasus harian cenderung landai di bawah angka 100.
Eskalasi pandemi ini disebabkan meluasnya varian Omicron di Tanah Air.
Sebagaimana diketahui, sejak varian baru itu muncul, banyak negara mengalami lonjakan kasus virus corona. Data terbaru Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Selasa (1/2/2022) mencatat, terdapat penambahan 16.021 kasus baru virus corona.
Dengan penambahan itu, hingga kini total ada 4.369.391 kasus Covid-19 di Indonesia, terhitung sejak kasus pertama diumumkan pada 2 Maret 2020. Kasus baru itu tersebar di 33 provinsi.
DKI Jakarta menjadi wilayah yang mencatatkan penambahan kasus tertinggi, yakni 6.391 kasus.
Penambahan 16.021 kasus Covid-19 dalam sehari ini menyebabkan angka kasus aktif virus corona di Indonesia naik hingga 12.753 kasus, sehingga kini total ada 81.349 kasus aktif.
Adapun penambahan kasus Covid-19 harian melewati angka 10.000 setidaknya dalam empat hari terakhir.
Pada 29 Januari bertambah 11.588 kasus dalam sehari, pada 30 Januari bertambah 12.422 kasus, dan pada 31 Januari bertambah 10.185 kasus virus corona dalam sehari. [Tio]