WahanaListrik.com | Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat kebutuhan batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) pada tahun ini sebanyak 127,1 juta Metrik Ton (MT).
Menteri ESDM Arifin Tasrif merinci, sebanyak 64,2 juta MT batu bara digunakan untuk PLTU Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan 62,9 juta MT untuk Independent Power Producer (IPP) alias swasta.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
"Rata-rata kebutuhannya mencapai 10-11 juta MT per bulan," beber Arifin dalam keterangannya, dikutip Jumat (17/2/2022).
Ke depan, lanjut dia, kebutuhan batu bara domestik diproyeksikan terus meningkat dalam kurun waktu lima tahun mendatang. Peningkatan ini terutama terjadi pada sektor pembangkit dan industri. "Dari 165,75 juta ton pada 2022 meningkat menjadi 208,54 juta ton di tahun 2025," terang Arifin.
Pada bulan Januari 2022, produksi batu bara telah mencapai 34 juta ton. Sebanyak 13 juta ton telah dimanfaatkan untuk kebutuhan domestic market obligation (DMO) dan 12 juta ton diekspor.
"Pada tahun 2022 dari rencana produksi batu bara 663 juta ton, rencana DMO adalah 166 juta ton," sebut dia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Untuk mencegah krisis batu bara terulang, pemerintah tengah mengambil langkah tegas memastikan pasokan batu bara untuk PLN pada tahun 2022.
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara bersama PT PLN (Persero) telah menyiapkan sistem enforcment real time.
"Sistem ini menggabungkan sistem pengawasan di lapangan dan sistem digital yang langsung terintegrasi dengan sistem informasi manajemen di Ditjen Minerba," jelas Arifin.
Apabila terjadi kegagalan loading di lokasi tertentu, sistem ini akan memberikan pemberitahuan atau notifikasi ke sistem Ditjen Minerba dan secara otomatis akan mengirim Surat Peringatan.
Dengan demikian dapat dilakukan corrective action secara cepat, tepat dan terukur.
PLN juga telah mengubah kontrak dari flesibilitas menjadi fixed jangka panjang dengan perusahaan produsen batubara sekaligus mengimplementasikan Kepmen ESDM Nomor 139 tahun 2021 tentang Pemenuhan Kebutuhan Batu Bara Dalam Negeri.
Tak hanya itu, PLN juga telah menyelesaikan masalah volume, logistik, kontrak, pengawasan dan enforcement hingga menambah kapasitas dan kecepatan pembongkaran.
"Volume pasokan batu bara ke PLTU milik PLN dari perusahaan tambang termuat dalam persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) yang wajib dipatuhi oleh perusahaan," tutup Arifin. [Tio]