WahanaListrik.com | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pemalang, Jawa Tengah, mewajibkan penggunaan sarung goyor sebagai pelengkap pakaian busana kepada seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) selama Ramadan.
Aturan ini tertuang dalam Surat Edaran (SE) nomor 061.2/1083/Organisasi tentang penyesuaian jam kerja dan pakaian dinas pegawai aparatur sipil negara selama Ramadan 1443 Hijriah.
Baca Juga:
Libur Sekolah Ramadhan 2025, Ini 3 Skema yang Sedang Dibahas
Tidak hanya pegawai laki-laki saja, pegawai perempuan pun diwajibkan menggunakan pakaian berbahan sarung goyor.
Namun, dalam SE tersebut ada pengecualian bagi pegawai yang melaksanakan tugas operasional di lapangan yang berbasis teknis.
Tutorial penggunaan sarung goyor pun diperagakan langsung oleh Bupati Pemalang Mukti Agung Wibowo melalui video dan dibagikan ke dinas-dinas di lingkungan Pemkab Pemalang.
Baca Juga:
Pro Kontra Libur Sekolah Selama Ramadan, Mendikdasmen Siapkan Tiga Opsi
Koordinator Pelayanan Publik dan Tata Laksana Bagian Organisasi Sekertariat Daerah Pemalang Gunardi mengatakan, penggunaan sarung goyor sebagai pelengkap pakaian ASN selama Ramadan sebagai penerapan muatan lokal.
Tujuannya mengangkat perekonomian UMKM dan menjadikannya sebagai Ikon khas Pemalang.
"Selain busana muslim di bulan Ramadan, dalam pakaian adat Pemalang sarung goyor dan batik Pemalang juga digunakan sebagai aktualisasi nilai-nilai budaya," kata Gunardi Kamis (7/4/2022) dikutip dari Kompas.com.
Salah satu ASN, Kusnandar, menyampaikan pengalamannya menggunakan sarung goyor sebagai pakaian kerja.
Pegawai di Dinas Kominfo Pemalang merasa nyaman dan tidak ada kesulitan meskipun pemakaian sarung goyor tersebut tidak seperti pemakaian sarung pada umumnya.
"Video cara pemakaian sarung goyor dari pak bupati saya praktekan dan ternyata mudah," ungkapnya.g
Kusnandar mengaku mempunyai tiga koleksi sarung goyor. Baginya, sangat penting sarung goyor digunakan digunakan di kalangan ASN sebagai ajang promosi.
"Kalau soal harga kita tahu sarung oyor lebih mahal dibanding sarung-sarung pabrikan. Kita memaklumi itu karena proses pembuatannya masih menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) sebagai industri rumahan," ujarnya.
Sebagai informasi, sarung goyor diproduksi secara manual oleh penenun di Desa Wanarejan, Kecamatan Taman Pemalang.
Produksinya juga sudah menembus pasar ekspor terutama ke negara-negara timur tengah.
Ciri khas sarung goyor Pemalang ditenun menggunakan benang rayon yang menghasilkan kain lembut dan nyaman.
Harga di pasaran satu buah sarung dibanderol di kisaran Rp 200.000 sampai Rp 500.000. [Tio]