WahanaListrik.com | Untuk mendeteksi seseorang terinfeksi Covid-19 umumnya dilakukan lewat tes antigen dan PCR.
Akan tetapi, peneliti Israel justru memberi alternatif.
Baca Juga:
Korupsi APD Covid Negara Rugi Rp24 Miliar, Eks Kadinkes Sumut Divonis 10 Tahun Bui
Bukan lewat tes usap, tetapi deteksi Covid-19 bisa dilakukan lewat mata.
Sebuah rumah sakit Israel telah mulai merekrut peserta sukarelawan untuk penelitian studi terbesar untuk deteksi Covid-19 di permukaan mata.
Pusat Medis Sheba di Tel Hashomer baru-baru ini mengumumkan bahwa sebuah rumah sakit di Israel akan mulai melakukan pemeriksaan mata melalui Tear Film Imager atau TFI untuk mendeteksi infeksi virus Korona.
Baca Juga:
Kasus Korupsi APD Covid-19: Mantan Kadinkes Sumut Dituntut 20 Tahun Penjara
Sebagaimana ditentukan dalam San Diego Jewish World, rumah sakit Israel tersebut telah mulai merekrut peserta sukarelawan untuk penelitian studi terbesar yang diketahui di dunia untuk deteksi Covid-19 di dalam permukaan mata.
Peneliti menguji teknologi TFI yang dikembangkan oleh Advanced Optical Technologies untuk melakukan pengukuran non-invasif dari film air mata, dapat mendiagnosis dan menentukan secara efektif apakah seseorang terinfeksi Covid-19.
Menurut peneliti, pada dasarnya, lapisan air mata adalah lapisan cairan yang menutupi permukaan mukosa luar mata.
TFI, di sisi lain, mengukur sifat dinamis dari lapisan dalam film air mata dengan menggunakan pengukuran non-kontak tunggal sambil memungkinkan orang untuk berkedip secara alami. Seluruh proses pengukuran memakan waktu sekitar 40 detik untuk setiap mata.
Jewish News Syndicate melaporkan bahwa pasien pertama untuk pemeriksaan mata tersebut di rumah sakit Israel telah terdaftar dalam penelitian, yang diperkirakan akan berlangsung selama 30 hari.
JNS juga melaporkan bahwa setidaknya 500 orang diharapkan untuk mengambil bagian dalam penelitian ini.
“Dunia membutuhkan alat diagnostik baru untuk membantu penilaian virus agresif dalam pendekatan non-invasif dengan kecepatan dan efisiensi,” kata Chief Technology Officer Raanan Gefen, AdOM, seperti dilansir dari Science Times, Senin (7/2/2022).
Meski demikian, pejabat perusahaan menambahkan bahwa tes tersebut harus memenuhi ketelitian sensitivitas tinggi, yang merupakan merek dagang dari perangkat diagnostik yang disetujui.
Strain SARS yang berbeda dan varian flu agresif mengancam populasi global. Gefen, menambahkan bahwa mereka sedang merancang teknologi deteksi virus TFI untuk sensitivitas tinggi dalam kelompok besar ini.
Secara khusus, penelitian ini juga akan membandingkan keakuratan penggunaan TFI untuk menjalani tes PCR.
Jika teknologi yang baru dikembangkan itu berhasil, perusahaan akan mengajukan persetujuan regulator. [Tio]