WahanaListrik.com | Lebih dari 4 juta warga Ukraina kini telah meninggalkan negara itu untuk menghindari "perang tak masuk akal" Rusia.
Hal itu diungkapkan badan pengungsi PBB, UNHCR, Rabu (30/3/2022). Menurut UNHCR, 4.019.287 warga Ukraina telah melarikan diri melintasi perbatasan negara itu sejak invasi Rusia pada 24 Februari silam.
Baca Juga:
Kemen PPPA Belajar dari Tokoh Perempuan Sjamsiah Achmad
Dari jumlah itu, lebih dari 2,3 juta orang telah menuju arah barat, ke Polandia.
"Pengungsi dari Ukraina sekarang 4 juta, lima minggu setelah dimulainya serangan Rusia," kata kepala UNHCR Filippo Grandi di Twitter, seperti dikutip dari AFP.
"Saya baru saja tiba di Ukraina. Di Lviv saya akan membahas dengan pihak berwenang, PBB dan mitra lainnya mencari cara untuk meningkatkan dukungan kami kepada orang-orang yang terkena dampak dan terlantar akibat perang yang tidak masuk akal ini," tambahnya.
Baca Juga:
DUHAM Sebut 30 Macam HAM Menurut PBB, Simak Apa Saja!
Jumlah pengungsi telah melampaui perkiraan awal UNHCR, bahwa perang dapat menciptakan hingga 4 juta.
Badan tersebut mengatakan kecepatan dan skala perpindahan belum pernah terjadi sebelumnya di Eropa sejak Perang Dunia II.
Perempuan dan anak-anak menyumbang 90 persen dari mereka yang melarikan diri.
Pria Ukraina berusia 18 hingga 60 tahun memenuhi syarat untuk panggilan militer dan tidak dapat pergi.
Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) PBB mengatakan, selain pengungsi Ukraina, hampir 200.000 orang non-Ukraina yang tinggal, belajar dan bekerja di negara itu juga telah pergi.
Dan pada 16 Maret, sekitar 6,48 juta orang diperkirakan menjadi pengungsi internal di Ukraina, menurut survei perwakilan IOM.
"Mereka membutuhkan bantuan penyelamatan jiwa yang mendesak," kata organisasi itu pada Rabu.
"Menanggapi perang di Ukraina, IOM telah meningkatkan upayanya untuk mencegah perdagangan orang baik di dalam negeri maupun di antara mereka yang bergerak di seluruh kawasan," tambahnya.
Sebelum invasi Rusia 24 Februari, Ukraina memiliki populasi 37 juta di wilayah-wilayah di bawah kendali pemerintah, tidak termasuk Krimea yang dicaplok Rusia dan wilayah separatis pro-Rusia di timur. [Tio]