WahanaListrik.com | Pemerintah saat ini masih terus mengupayakan percepatan pemulihan ekonomi nasional dari dampak pandemi Covid-19.
Namun, di tahun ini tantangan yang dihadapi masih terus berlanjut. Bahkan, ketidakpastian global juga makin meningkat.
Baca Juga:
20 Oktober 2024: Melihat Nasib Konsumen Pasca Pemerintahan 'Man Of Contradictions'
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan tahun ini, Indonesia masih akan menghadapi banyak tantangan dan juga ketidakpastian global yang meningkat imbas pandemi Covid-19 yang belum juga berakhir.
Pandemi yang sudah berlangsung 2 tahun, pada 2022 ini ternyata juga belum selesai, perekonomian dunia masih belum pulih total, bahkan kelangkaan energi, pangan, kontainer serta inflasi yang tinggi terjadi di banyak negara di belahan dunia," tuturnya dalam acara CNBC Indonesia Economic Outlook, Selasa (22/3/2022).
Karena itu, menurut Jokowi, dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan pelaku usaha, dibutuhkan kebijakan yang cepat dan tepat serta implementasi yang efektif.
Baca Juga:
HUT ke-79 TNI, Ini Pesan Presiden Jokowi ke Prajurit Indonesia
"Yang jelas masyarakat tidak boleh jadi korban ketidakpastian global. Investasi yang menciptakan lapangan kerja harus terus ditingkatkan dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan harus terus kita upayakan," katanya.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengatakan tidak hanya pandemi Covid-19 saja yang menjadi tantangan percepatan ekonomi saat ini.
Namun, juga konflik antara Rusia dan Ukraina yang turut memberikan dampak besar untuk ketidakpastian ekonomi global.
Salah satu yang terjadi adalah kenaikan sejumlah komoditas. Mulai dari kenaikan harga gas dan energi, pupuk hingga gandum yang dapat meningkatkan inflasi di tingkat global.
"Pada saat dunia mulai bangkit memulihkan perekonomian bulan lalu, Februari terjadi perang. Perang yang membuat pusing semua negara, ini akan memperdalam krisis perekonomian dunia dan meningkatkan ketegangan politik dunia," ucapnya.
Jokowi mengatakan permasalahan-permasalahan tersebut menjadi tantangan bagi banyak negara termasuk Indonesia.
"Tantangan ini harus kita sikapi dengan sangat hati-hati," tuturnya. [Tio]