WahanaListrik.com | Pada tanggal 13 April 2022,anak usaha PT TBS Energi Utama Tbk yakni PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) selaku IPP PLTU Sulbagut-1 telah memperoleh penetapan tanggal operasi komersial (COD) untuk PLTGU Sulbagut-1 berkapasitas 2×50 MW dari PT PLN (Persero) berdasarkan surat tertanggal 13 April 2022 perihal pernyataan tanggal operasi komersial.
Perolehan pernyataan tanggal COD berdasarkan surat PLN ini tidak mempengaruhi kegiatan operasional yang saat ini berjalan dan secara jangka panjang akan memperkuat kondisi keuangan serta kelangsungan usaha emiten.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Demikian isi Keterbukaan Informasi PT TBS Energi Utama Tbk yang disampaikan kepada Otoritas Bursa Efek Indonesia (IDX) pada 18 April 2022 di Jakarta.
PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP) berdiri pada Februari 2016 dan berlokasi di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, Sulawesi.
PT GLP didirikan untuk mengelola pengembangan proyek PLTU berkapasitas 2×50 MW. Pada 14 Juli 2016, Perseroan memperoleh Power Purchase Agreement (PPA) dengan masa kontrak 25 tahun melalui skema Independent Power Producer (IPP).
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Mengutip informasi dari situs tbsenergi.com, PT TBS Energi Utama Tbk (Perseroan) adalah perusahaan energi terintegrasi yang berfokus pada pengembangan energi bersih dan terbarukan. Perseroan memiliki usaha di bidang listrik, pertambangan, dan perkebunan.
Dalam beberapa tahun terakhir, kami menyadari kebutuhan untuk mengurangi jejak karbon serta berkontribusi pada perbaikan lingkungan dan generasi selanjutnya.
Karena itu kami melakukan investasi di bidang listrik dengan energi bersih untuk melengkapi portofolio usaha kami.
Perseroan berdiri dengan nama PT Buana Persada Gemilang berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Agustus 2007 di hadapan Notaris Tintin Surtini S.H., M.H., M.Kn., sebagai pengganti Notaris Surjadi S.H. di Jakarta.
PT Buana Persada Gemilang mengubah nama menjadi PT Toba Bara Sejahtra berdasarkan Akta No. 173 tanggal 22 Juli 2010 di hadapan Notaris Jimmy Tanal S.H., sebagai pengganti Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn. di Jakarta Selatan.
Saham Perseroan tercatat secara publik di Bursa Efek Indonesia, dengan 8.049.964.000 lembar saham berkode saham TOBA. Penawaran Umum Perdana dilakukan dengan jumlah saham sebanyak 210.681.000 lembar, senilai Rp 1.900 per saham.
Pada tahun 2019, Perseroan melakukan stock split dengan rasio 1:4. Saat ini, pemegang saham terbesar adalah Highland Strategic Holdings Pte Ltd, perusahaan investasi dari Singapura dengan fokus investasi di sektor energi.
Adanya pergerakan global yang mengarah menuju cara bisnis yang lebih berkelanjutan mendorong Perseroan untuk memperbarui fokusnya menjadi sebuah perusahaan energi terintegrasi yang dapat menciptakan dampak positif pada dunia.
Pola pikir ini yang mendasari PT Toba Bara Sejahtra Tbk mengganti namanya menjadi PT TBS Energi Utama Tbk berdasarkan Akta No. 110 tanggal 26 Agustus 2020, di hadapan Notaris Aulia Taufani S.H. di Jakarta Selatan.
Bisnis Perseroan mencakup tiga sektor, yaitu: listrik, pertambangan, dan perkebunan.
Perseroan memulai usahanya di sektor pertambangan, tapi dalam beberapa tahun terakhir mulai berfokus pada energi terbarukan dan berkelanjutan, terutama di sektor listrik.
Luas tambang Perseroan mencakup total 7.087 hektar, terdiri dari tiga tambang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dengan total cadangan batubara sebanyak 63.9 juta ton dan sumber daya batubara sebanyak 236 juta ton, berdasarkan laporan JORC tahun 2018.
Ketiga tambang tersebut, yang dikembangkan dari aset greenfield, dijalankan oleh tiga anak usaha, yaitu: PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU), dengan lokasi yang bersebelahan sehingga menghasilkan efisiensi biaya dan pemakaian logistik kolektif.
Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit yang dijalankan oleh PT Perkebunan Kaltim Utama I, dengan kapasitas pabrik kelapa sawit sebesar 30 ton per jam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Perseroan berinvestasi di sektor listrik sebagai upaya menuju pengembangan energi yang lebih berkelanjutan.
Perseroan memiliki PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP), yang mengembangkan proyek PLTU Sulbagut-1 2×50 MW di Gorontalo, dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL), yang mengembangkan proyek PLTU Sulut-3 2×50 MW di Sulawesi Utara.
Kedua proyek pembangkit listrik itu dijadwalkan untuk memulai operasional (COD/Commercial Operation Date) pada tahun 2021.
Pada tahun 2018, Perseroan mengakuisisi 100% saham PT Batu Hitam Perkasa (BHP) yang memegang kepemilikan 5% saham PT Paiton Energy (PE), pembangkit listrik independen terbesar di Indonesia yang mengoperasikan tiga unit PLTU dengan kapasitas total 2.045 MW di Probolinggo, Jawa Timur.
Pada Agustus 2021, Perseroan melepas saham PE sebagai bagian dari penjualan strategis dan upaya untuk mengurangi jejak karbon.
Perseroan juga memasuki sektor energi bersih melalui anak perusahaan PT Toba Bara Energi (TBAE), dengan mengakuisisi PT Adimitra Energi Hidro (AEH), yang mengembangkan pembangkit listrik tenaga hidro, dan PT Bayu Alam Sejahtera (BAS), yang berfokus pada pengembangan pembangkit listrik tenaga bayu. Pada tahun 2021, AEH menandatangani perjanjian jual beli dengan PLN untuk pengembangan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTM) 2×3 MW di Sumber Jaya, Lampung. [Tio]