WahanaListrik.com | Para pemimpin dunia mengecam aksi Rusia yang membahayakan keselamatan seluruh benua setelah pasukannya menembaki pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia di Ukraina selatan.
Kebakaran terjadi di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa setelah diserang oleh pasukan militer Rusia.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Pihak berwenang mengatakan fasilitas itu sekarang aman dan tingkat radiasinya normal.
Namun Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson, mengatakan serangan tersebut sangat sembrono dan bisa secara langsung mengancam keselamatan seluruh Eropa.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, mendesak Moskow untuk menghentikan kegiatan militernya di sekitar lokasi itu.
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Sementara Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengatakan serangan mengerikan dari Rusia harus segera dihentikan.
Ketiga pemimpin itu sebelumnya sempat melakukan pembicaraan melalui via telepon dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Sementara itu, Zelensky menuduh Rusia menggunakan teror nuklir dan ingin mengulangi insiden Chernobyl tahun 1986.
"Jika ada ledakan, itu adalah akhir dari segalanya. Akhir dari Eropa," kata Zelenksy, dikutip dari BBC, Jumat (4/3/2022).
Sebuah video yang beredar menunjukan pembangkit listrik mengalami ledakan dan menimbulkan gumpalan asap.
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan kebakaran itu tidak mempengaruhi peralatan penting pabrik dan tidak ada peningkatan tingkat radiasi.
Layanan darurat Ukraina mengatakan awalnya mereka diblokir untuk mencapai lokasi kebakaran, lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara terbuka meminta Rusia untuk mengizinkan petugas pemadam kebakaran agar memasuki lokasi itu.
Mengenai insiden ini, Boris Johnson mengatakan dia akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat 4 Maret 2022, atas serangan itu.
Para ahli mengatakan bahwa menyerang pembangkit nuklir belum pernah terjadi sebelumnya, dan situasinya akan sangat berbahaya.
Dr Graham Allison, pakar keamanan nuklir di Universitas Harvard, mengatakan kasus terburuk adalah jika kebakaran di pabrik menyebabkan kehancuran dan memicu pelepasan radioaktvitas yang mencemari daerah sekitarnya selama bertahun-tahun.
Namun, dia juga menegaskan kemungkinan besar pasukan Rusia mencoba untuk menutup pasokan listrik ke daerah sekitarnya, daripada menyerang pembangkit listrik.
Pembangkit listrik yang terletak sekitar 550 kilometer tenggara ibu kota Kiev, menghasilkan hampir seperempat dari semua listrik di Ukraina.
Para menteri Barat nantinya akan mengadakan pembicaraan krisis di Brussel, pada hari Jumat, karena mereka berusaha untuk menunjukan dukungan mereka untuk Ukraina.
Menteri Luar Negeri Inggris, Liz Truss, menyebut pertemuan itu sebagai salah satu hari terbesar diplomasi dengan sukutu yang akan bersiap untuk memperketat sanksi atas perang yang dicetuskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, dengan menargetkan ekonomi Rusia melalui lebih banyak sanksi.
Indonesia Resmi Kecam Rusia di Resolusi PBB
Indonesia ikut memberikan kecaman kepada agresi Rusia kepada Ukraina melalui Resolusi PBB.
Ada 141 negara yang mendukung resolusi tersebut.
Selain Indonesia, mayoritas negara ASEAN ikut mendukung resolusi itu. Jepang, Korea Selatan, anggota Uni Eropa, Turki, hingga Arab Saudi juga memberikan dukungan.
Pada teks resolusi tersebut, negara-negara tegas mengecam operasi militer Rusia terhadap Ukraina.
Agresi Rusia dinilai melanggar pasal 2 dari Piagam PBB terkait integritas wilayah.
Resolusi itu memakai kata condemn dan deplore.
"Mengecam (deplore) dengan istilah terkuat terhadap agresi dari Federasi Rusia melawan Ukraina," tulis resolusi itu, dikutip dari Liputan6, Jumat (4/3/2022).
"Mengutuk (condemn) deklarasi 24 Februari 2022 oleh Federasi Rusia terkait 'operasi militer khusus' di Ukraina."
Indonesia dan para anggota PBB sepakat bahwa wilayah yang direbut melalui kekuatan bersenjata tidak akan diakui.
Perhatian juga diberikan kepada kondisi kemanusiaan yang semakin parah di Ukraina akibat invasi Rusia.
Kecaman turut diberikan kepada Rusia yang menyiagakan nuklir mereka.
"Mengutuk keputusan Federasi Rusia untuk menambah kesiapan dari pasukan nuklir mereka," tulis resolusi itu. [Tio]