WahanaListrik.com | Pasukan Rusia dilaporkan telah meninggalkan kota yang mereka rebut yang menjadi wilayah Pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Chernobyl setelah protes dari penduduk.
Menurut laporan Reuters, Walikota Yuri Fomichev mengatakan dalam sebuah posting video online pada Senin (28/3/2022) bahwa pasukan telah menyelesaikan pekerjaan yang telah mereka lakukan dan telah meninggalkan kota Slavutych.
Baca Juga:
Jepang Tegaskan Pelepasan Air Olahan ALPS Fukushima Penuhi Standar Keamanan Internasional
Pasukan Rusia pada Sabtu (26/3/2022) mengambil alih Slavutych dan menahan walikota secara singkat.
Namun pendudukan mereka diprotes oleh ratusan warga Ukraina setempat yang turun ke jalan dengan membawa bendera, dan dia kemudian dibebaskan.
Slavutych adalah rumah terutama bagi para pekerja yang dibutuhkan untuk memelihara PLTN Chernobyl yang sekarang tidak aktif. Tempat ini pernah menjadi lokasi bencana nuklir terdahsyat pada 1986.
Baca Juga:
Utusan China Serukan Pengawasan Internasional atas Pembuangan Nuklir PLTN Fukushima
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk pada Minggu (27/3/2022) menuding Rusia "tidak bertanggung jawab" atas tindakannya di sekitar PLTN Chernobyl yang bisa memicu radiasi nuklir di Eropa.
Dia mendesak PBB mengirim misi untuk memeriksa risiko tersebut.
Vereshchuk mengatakan pasukan Rusia "memiliterisasi" zona terlarang di sekitar pembangkit listrik tenaga nuklir itu, di mana insiden nuklir terburuk di dunia terjadi pada 1986.
Dikutip Antara, dia mengatakan, pasukan Rusia sedang mengangkut sejumlah besar senjata tua dan tidak terawat ke zona itu, yang berisiko merusak kubah pelindung yang dibangun di sekitar reaktor keempat yang hancur.
Mereka juga melarang pemadam kebakaran mengendalikan titik api di zona tersebut. [Tio]