WahanaListrik.com | Sub Holding Gas Pertamina PT PGN Tbk memulai konversi Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) menjadi menggunakan gas bumi pada 33 titik.
Hal ini merupakan pelaksanaan Keputusan Menteri ESDM Nomor 13 Tahun 2020 tentang gasifikasi pembangkit tenaga listrik.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
Direktur Utama PGN Haryo Yunianto mengatakan, PGN telah menjalankan penugasan dari PT Pertamina (Persero) untuk melakukan konversi bahan bakar PLTD yang sebelumnya menggunakan BBM menjadi gas.
"Sesuai penugasan dari Pertamina kami harus menyelesiakan proses pelaksanaan gasifikasi totalnya 52 titik tapi kami mulai 33 titik," kata Haryo, dalam RDP dengan Komisi VII DPR, Selasa (18/1/2022).
Menurut Haryo, PGN mempercepat proses lelang pengadaan barang untuk menerapkan gasifikasi pada PLTD di 33 titik di Indonesia Timur tersebut.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
Dia optimistis seluruh PLTD mulai beroperasi menggunakan gas Terkait dengan gasifikasi PLTD, PGN pun telah berkomitmen memasok gas untuk kebutuhan pembangkit listrik fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral (smelter) milik BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia yang dipimpin MIND ID.
Komitmen tersebut ditandai dengan penandatangan nota kesepahaman (Head of Agrement/HoA) dengan MIND ID, sebagai mitra pemanfaatan dan pengembangan infrastruktur gas pada seluruh smelter grup MIND ID.
"MIND ID sebgaia patner layanan gas dan infrastruktur MIND ID dan seluruh anak usahanya," ujarnya.
Menurut Haryo, salah satu pembangkit listrik yang akan menggunakan gas pasokan PGN terletak di Halmahera Timur.
Dengan begitu pembangkit listri tersebut yang sebelumnya menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) dikonversi menjadi menggunakan gas.
"Salah satu upaya kami sampai Agustus nanti smelter yang ada di Hamahera Timur, pembangkit yang kami siapkan sementata ini menggunakan dueal fuel BBM dan gas," ucapnya.
Ketua Komisi VII DPR sugeng suparwoto menyambut baik perluasan penggunaan gas bumi sehingga dapat menurunkan emisi. Pasalnya, gas merupakan energi fosil yang ramah lingkungan.
"Itu sebuhah langkah salah satu menurunkan emisi, prinsipnya fosil kita pake. Maka dari itu gas harus," katanya.
Menurut Sugeng, gas harus dimanfaatkan sebesar-besarnya di dalam negeri, namun perlu didukung dengan pembangunan infrastruktur untuk penyalurannya.
"Pemanfaatan gas harus dimanfaatkan sebesar besarnya di dalam negeri, karena itu harus membangun infrastrukstur tadi," ucapnya. [Tio]