WahanaListrik.com | Hari Raya Nyepi tahun baru Caka 1944 jatuh pada Kamis besok, 3 Maret 2022.
Ketika merayakan Nyepi, terdapat empat pantangan Nyepi yang harus dijalankan umat Hindu atau yang disebut dengan Catur Brata Penyepian.
Baca Juga:
Menteri PMK Hadiri Tawur Agung Kesanga di Candi Prambanan Yogyakarta
Nyepi merupakan kegiatan spiritual yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan seimbang dan harmonis.
Hari Raya Nyepi dilakukan selama 24 jam dengan dimulai pada pukul 06.00 pagi sampai 06.00 pagi keesokan harinya.
Ketika pelaksanaannya, umat Hindu juga akan berpuasa makan dan minum selama 24 jam penuh.
Baca Juga:
Langgar Aturan Nyepi di Bali, Polisi Tahan 2 WN Polandia
Dilansir dari Okezone, terdapat empat pantangan Nyepi yang wajib dijalani umat Hindu saat Hari Raya Nyepi berlangsung yakni:
Amati Geni
Umat Hindu menjalankan Amati Geni dengan tidak menyalakan benda elektronik ataupun api selama 24 jam.
Selama 24 jam, tidak ada aktivitas yang berkaitan dengan listrik atau api, bahkan internet sebagai bentuk simbolis melawan hawa nafsu duniawi.
Amati Karya
Amati Karya melarang umat Hindu melakukan aktivitas kegiatan atau bekerja dalam bentuk apa pun saat Nyepi berlangsung.
Dalam keheningan umat Hindu diajak introspeksi diri atas segala tindakan kurang baik yang pernah dilakukan.
Amati Lelungan
Amati Lelungan melarang keinginan untuk bepergian. Hal ini bertujuan agar umat Hindu khusuk beribadah selama satu hari penuh.
Umat Hindu akan berdiam diri di rumah dengan bermeditasi bersama keluarga sekaligus evaluasi hubungan dengan Tuhan.
Amati Lelanguan
Amati Lelanguan melarang keinginan untuk bersenang-senang.
Umat diajak untuk menghentikan sejenak segala bentuk kesenangan duniawi agar fokus dalam sembahyang.
Tidak ada toko, warung, mal, dan tempat hiburan lainnya yang buka selama Nyepi.
Inilah yang membuat perayaan Nyepi khususnya di Bali menjadi begitu tenang dan sepi selama satu hari.
Keempat pantangan itu dimaksudkan sebagai introspeksi diri akan seberapa jauh tingkat pendekatan rohani yang telah dicapai.
Juga, melepaskan sesuatu yang tidak baik dan memulai menata hidup lebih baik.
Selain bagi umat Hindu, wisatawan diharapkan untuk tidak berkeliaran di jalanan dan hanya beraktivitas di dalam hotel selama Nyepi untuk menjaga kekhusyukan ibadah masyarakat di Bali.
Melalui Nyepi, juga bisa menjadi sarana untuk mengingatkan manusia bahwa seluruh hal di dunia adalah fana dan bahwa dalam hidup haruslah terdapat keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Tuhan. [Tio]