Hal ini bertujuan untuk mengurangi kadar emisi yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar fosil di Jakarta.
"Kami juga menyampaikan kepada beliau kalau boleh sih diberikan kebijakan per instansi itu menggunakan kendaraan operasional (berbasis) listrik. Karena sama-sama kami juga harus mengurangi kadar emisi," tutur Doddy.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Selain membahas kendaraan listrik, pertemuan tersebut juga membicarakan mengenai kesiapan PLN dalam menghadapi cuaca ekstrem di Ibu kota.
Cuaca ekstrem diprediksi akan berlangsung pada akhir 2022 hingga awal 2023 mendatang.
Dalam hal ini, PLN UID Jakarta Raya memastikan antisipasi cuaca ekstrem telah dilakukan salah satunya dengan melakukan sosialisasi bahaya penggunaan listrik saat terjadi banjir.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Sosialisasi ini dilakukan secara masif melalui kerja sama dengan para tokoh masyarakat.
PLN UID Jakarta Raya juga menyediakan 34 posko siaga dan 2.209 personel serta berberapa peralatan seperti unit kendaraan bergerak, kabel bergerak, perahu karet, sepeda motor, mobil double cabin hingga peralatan-peralatan darurat lain. [Tio]