Baik silicon steel maupun minyak trafo, masing-masing mengambil 30 persen dari biaya produksi. Ditambah lagi jumlah produsen yang terbatas, karena perusahaan yang memproduksi silicon steel, hanya ada 10 pabrikan saja di seluruh dunia.
Sehingga dunia berebut untuk mendapatkannya dan mengakibatkan harga yang mahal, ketersediaan yang sangat terbatas, dan untuk mendapatkannya harus inden 4-6 bulan.
Baca Juga:
Empat Kota Mulai Tender PLTSa, 24 Perusahaan Berebut Proyek Energi Sampah
Hal ini yang menjadi tantangan PLN untuk meningkatkan TKDN industri trafo.
Melihat kondisi tersebut, PLN melakukan berbagai upaya untuk menghadirkan industri silicon steel dan minyak trafo di Indonesia.
Melalui sinergi lintas BUMN dan kolaborasi dengan berbagai perusahaan swasta, PLN berupaya keras mengonsolidasikan volume pemakaian silicon steel dan minyak trafo.
Baca Juga:
PLN Raih Sertifikat Great Place to Work 2025, ALPERKLINAS Dorong Peningkatan Layanan Konsumen
Dengan menggandeng PT Krakatau Steel, silicon steel yang sebelumnya diproduksi di luar negeri, kini diharapkan akan bisa diproduksi di dalam negeri.
Selain itu, PLN juga bekerja sama dengan Pertamina Lubricant untuk menghadirkan produksi minyak trafo di Indonesia.
"Ini sebagai langkah untuk mengupayakan agar industri silicon steel dan minyak trafo dapat tersedia di dalam negeri," ucap Darmawan.