Sinergi tiga BUMN ini merupakan percontohan yang harapannya di kemudian hari bisa mendorong semua pihak bisa saling bekerjasama dalam mencapai target pengurangan emisi karbon,” lanjutnya.
Menurut Pahala, kerja sama ini bisa memberikan sisi positif bagi ketiga BUMN dari sisi reveneu.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
Selama ini sekam padi milik SHS menjadi waste, dengan adanya pemanfaatan sekam padi menjadi produk cofiring maka bisa menambah pendapatan perusahaan.
“Begitu pula di Perhutani, dengan kerja sama ini memperluas bidang Perhutani dalam pengelolaan hutan dan bisa meningkatkan pendapatan. Sedangkan dari sisi PLN juga bisa mengantongi penghematan dari sisi pengadaan bahan baku PLTU melalui program ini,” tambah Pahala.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN telah mencanangkan program transformasi dalam rangka peningkatan bauran EBT, salah satunya melalui program cofiring PLTU dengan mengurangi penggunaan batu bara dan mengganti sebagian kebutuhan bahan bakar pembangkit dengan biomassa.
Baca Juga:
PLN Gandeng PGE Bentuk Konsorsium Kembangkan Pembangkit Listrik Panas Bumi
“Cofiring pada PLTU merupakan salah satu upaya PLN untuk mendukung capaian target EBT sebesar 23 persen dalam bauran energi pada 2025 dan net zero emission pada tahun 2060,” kata Darmawan.
Darmawan mengungkapkan, kebutuhan biomassa cofiring untuk seluruh PLTU sebesar 10,2 juta ton per tahun pada 2025 dan tahun-tahun selanjutnya.
Pemenuhan kebutuhan biomassa bisa berasal dari limbah seperti pelet sekam padi sebagai produk dari Sang Hyang Seri maupun jenis tanaman energi yang akan dipasok oleh Perhutani.