Penandatanganan MoU ini dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Kedua Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng.
Penandatanganan MoU Kerja Sama Energi ini menjadi salah satu poin yang disampaikan (deliverables) pada pertemuan Leaders' Retreat antara Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Selasa, 25 Januari 2022 di Bintan.
Baca Juga:
Peluncuran Program Trade-in LPG 3 Kg ke LPG 5 Kg oleh Pemkot Tarakan
Arifin menyebutkan, MoU kerja sama bidang energi tersebut akan memayungi sejumlah area, termasuk di antaranya pengembangan energi baru terbarukan (EBT) seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan hidrogen, interkoneksi listrik lintas batas dan jaringan listrik regional, perdagangan energi, pembiayaan proyek energi, dan peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM).
Tak tanggung-tanggung, Singapura mengharapkan bisa mengimpor listrik hingga 1.200 Mega Watt (MW) atau 1,2 Giga Watt (GW) pada 2027 mendatang.
Untuk tahap awal, diharapkan 600 MW listrik sudah bisa diimpor dari RI pada 2025.
Baca Juga:
Daftar Lewat Aplikasi, Beli Gas Elpiji 3 Kg Wajib Pakai KTP
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Ida Nuryatin Finahari, seperti yang diberitakan CNBC Indonesia, Senin (7/2/2022).
"Bukan target dari Kementerian ESDM, tapi target yang akan dibutuhkan oleh Singapura. Bahwa untuk tahap pertama, apabila menggunakan HVAC transfer 600 Mega Watt bisa mulai digunakan 2025. Apabila HVDC dengan kapasitas lebih besar akan dilakukan di tahun 2027," terang Ida.
Namun demikian, menurutnya rencana itu tergantung atas kajian dari badan usaha seperti PT PLN (Persero), apakah bisa memenuhi kebutuhan listrik Singapura tersebut.