Yang jelas, untuk infrastrukturnya sendiri, pemerintah juga sedang menyiapkan jaringan transmisi sambungan listrik seperti alur pipa dan jaringan kabel bawah laut, yang mana jaringan tersebut akan menggunakan loading station sesuai yang tertuang dalam Keputusan Menteri Nomor 12 tahun 2021.
Dia pun mengatakan, sumber energi untuk ekspor listrik ke Singapura ini berasal dari energi baru terbarukan, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
Baca Juga:
Peluncuran Program Trade-in LPG 3 Kg ke LPG 5 Kg oleh Pemkot Tarakan
"Kemudian berkenaan hal tersebut, PLTS sebagian besar di Barat Batam. Timur. sehingga perlu ada tambahan investasi. Alternatif di Barat Batam sehingga mempermudah transmisi," ungkapnya.
Perlu diketahui, pada 25 Oktober 2021 Menteri ESDM menyaksikan penandatanganan dua Joint Development Agreement (JDA) di bidang pengembangan PLTS antara entitas bisnis Indonesia dan Singapura, yaitu JDA antara PT Trisurya Mitra Bersama (Suryagen) - PLN Batam dan Sembcorp Industries, dan JDA antara Medco Power Energy dengan Gallant Venture dan PacificLight Energy.
JDA ini akan memayungi rencana ekspor tenaga listrik yang dihasilkan dari PLTS di Indonesia ke Singapura menggunakan teknologi transmisi kabel laut HVAC.
Baca Juga:
Daftar Lewat Aplikasi, Beli Gas Elpiji 3 Kg Wajib Pakai KTP
Sebelumnya, Pemerintah Singapura merilis rencana untuk mengimpor lebih dari 4 Giga Watt (GW) listrik dari luar negaranya atau 30% dari penggunaan domestiknya hingga 2035. Hal itu untuk mendiversifikasi pasokan dan meningkatkan ketahanan energi.
Dalam uji coba pertamanya, negara kota itu akan mengimpor 100 Mega Watt (MW) listrik dari Malaysia dan juga 100 MW listrik tenaga surya dari Pulau Bulan, Indonesia.
"Uji coba ini memungkinkan kami untuk mempelajari dan meningkatkan sistem dan proses kami saat kami meningkatkan impor," kata Menteri Perdagangan dan Perindustrian Singapura Gan Kim Yong dalam pidatonya di acara Singapore International Energy Week sebagaimana dikutip Reuters, Senin (25/10/2021).