Selain itu, lanjut alumnus Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya ini, sumber energi panas bumi (Geothermal) yang merupakan terbesar di dunia karena sekitar 50 persen energi panas bumi dunia ada di Indonesia dan juga masih memiliki bahan baku energi nuklir yaitu uranium yang sangat melimpah di Indonesia.
"Juga energi alternatif sinar matahari yang sangat terik selama 12 jam perhari, merupakan energi alternatif yang sangat potensial untuk menghasilkan listrik di Indonesia," ucap BHS.
Baca Juga:
Siap Bertarung di Pilkada Serentak 2024, 19 Caleg Terpilih DPR RI Mengundurkan Diri
Untuk itu, lanjut dia, seharusnya tarif listrik di Indonesia harus sangat murah dan bahkan mendekati nol rupiah seperti halnya negara-negara penghasil sumber energi listrik dan energi alternatif.
"Seperti Sudan 0,2 sen/kwh (merupakan negara penghasil hanya minyak terbesar nomor 3 di Dunia), Iran 0,4 sen/kwh (hanya penghasil minyak terbesar nomor 4 di Dunia), Suriname 1,5 sen/kwh (hanya penghasil minyak), Burma 3,4 sen/kwh (menggunakan PLTA), Kazakhtan 4,1 sen/kwh (menggunakan batu bara), Arab 4,8 sen/kwh (hanya menggunakan minyak), Malaysia 5,2 sen/kwh (dengan bahan baku energi air), Laos 4,7 sen/kwh(menggunakan PLTA) data dari global princes.com," paparnya.
Sedangkan di Indonesia, BHS menuturkan, yang mempunyai sumber energi listrik berbagai macam dan terbesar tarif listriknya sebesar 11,0 sen/kwh.
Baca Juga:
Lolos ke Senayan di Pemilu 2024, Hinca Pandjaitan Sampaikan Terimakasih
"Seharusnya PLN sudah mendapatkan keuntungan yang sangat besar bila bisa memanfaatkan sumber energi bersama sama dengan pemerintah," kata BHS.
Kendati begitu, kata Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra Jawa Timur ini, yang ada di masyarakat harga listrik dengan perbandingan penggunaan peralatan kelistrikan yang ada di rumah tangga di Indonesia dibanding dengan Jepang biayanya adalah di Indonesia jauh lebih besar dari biaya listrik masyarakat di Jepang.
Padahal, dia membandingkan, di Jepang tarif listrik adalah 24,8 sen/kwh karena tidak memiliki sumber energi listrik. Bahkan Jepang membeli gas dari Indonesia.