"Tapi sekarang ada masalah produksi. Kontrak berjangka AS telah banyak mengalami reli, dan Dalian sedang mengejar ketinggalan," kata Friedrichs.
Importir China telah mengandalkan pasokan kedelai yang melimpah dan murah dari Brasil untuk tiba bulan ini dan memenuhi kebutuhan mereka untuk kuartal pertama tahun 2022.
Baca Juga:
Kenyamanan Pengunjung Terusik, Bangkai Babi Ditemukan di Pantai Pelabuhan Lama Sibolga
Namun masalah tanaman di Amerika Selatan kini membuat beberapa pihak lengah.
"Pabrik pemroses [kedelai] tidak menerima kargo yang cukup," kata seorang manajer yang berbasis di China selatan.
"Kami tidak melakukan banyak pembelian sebelumnya karena marginnya rendah," kata manajer yang menolak disebutkan namanya karena sensitivitas masalah ini.
Baca Juga:
Cegah Virus ASF pada Babi, Polda Sulut Tingkatkan Pengawasan di Perbatasan
Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) melaporkan sebagian besar importir skala kecil hingga sedang menahan diri untuk melakukan impor kedelai di tengah kenaikan harga bahan baku tempe dan tahu.
Kenaikan harga komoditas tersebut diproyeksikan berlanjut hingga pertengahan tahun ini.
Direktur Akindo Hidayat mengatakan penahanan impor yang dilakukan pelaku usaha pengolahan skala kecil hingga sedang itu tidak akan mengganggu pasokan kedelai impor untuk pengrajin tahu dan tempe dalam negeri.