Penerbangan uji saat ini diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2026, asalkan semuanya berjalan sesuai rencana.
Berita itu muncul lebih dari setahun setelah Airbus meluncurkan tiga konsep berbasis hidrogen di bawah bendera ZEROe.
Baca Juga:
Pesawat Airbus Rakitan China Pertama Kalinya Dikirim ke Penerbangan Filipina
"Ini adalah langkah paling signifikan yang dilakukan di Airbus, untuk mengantarkan era baru penerbangan bertenaga hidrogen sejak peluncuran konsep ZEROe kami pada September 2020," Sabine Klauke, chief technical officer untuk Airbus, mengatakan dalam sebuah pernyataan.
"Dengan memanfaatkan keahlian produsen mesin Amerika dan Eropa untuk membuat kemajuan dalam teknologi pembakaran hidrogen, kemitraan internasional ini mengirimkan pesan yang jelas, industri kami berkomitmen untuk mewujudkan penerbangan tanpa emisi," sambungnya.
Diketahui, penerbangan menghasilkan 2,8 persen emisi CO2 global, dan konsumsi bahan bakar global oleh maskapai komersial mencapai 95 miliar galon pada 2019.
Baca Juga:
Maskapai Garuda Kembali Operasikan Jakarta-Melbourne PP
Sementara itu, industri penerbangan global telah berjanji untuk memangkas emisi menjadi setengah dari tingkat 2005 mereka pada tahun 2050.
Sejumlah maskapai penerbangan bergerak menuju bahan bakar penerbangan berkelanjutan (sustainable avturtion fuel/SAF), untuk membantu mengurangi dampak lingkungan dari penerbangan, dengan perusahaan induk British Airways IAG mengungkapkan rencana untuk memberi daya 10 persen dari penerbangannya dengan SAF pada tahun 2030, dan United Airlines menyelesaikannya penerbangan pertama yang berhasil dengan 100 persen bahan bakar berkelanjutan tahun lalu.
Namun, Airbus 'melindungi taruhannya' pada hidrogen, yang berpotensi mengurangi emisi karbon penerbangan hingga 50 persen, menurut produsen pesawat.