WahanaListrik.com | Pemerintah memastikan akan tetap memakai energi fosil untuk memenuhi kebutuhan energi selama masa transisi lantaran kini Indonesia masih berada dalam proses menuju emisi nol bersih.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Dadan Kusdiana menyatakan Indonesia telah mengembangkan peta jalan menuju emisi nol bersih yang di dalamnya terdapat skenario terkait pensiun dini PLTU batu bara.
Baca Juga:
BPKN Desak Pengawasan Ketat dan Tindakan Tegas terhadap SPBU Nakal
"Untuk meminimalisir penggunaan energi fosil, kami saat ini telah mengurangi konsumsi elpiji dengan menyediakan energi alternatif," ujarnya dalam forum G20 bertajuk Ensuring People-Centered Transitions for All yang dipantau di Jakarta, Rabu (6/4/2022).
Dadan mengatakan pemerintah telah membuat subsidi elpiji hanya untuk warga miskin dan mengganti skema subsidi itu agar menjadi lebih tepat sasaran.
Program lain yang kini dipakai Indonesia adalah teknologi co-firing biomassa untuk PLTU batu bara dan melakukan konversi pembangkit listrik diesel menggunakan energi terbarukan lokal.
Baca Juga:
Kendalikan Inflasi, Kemendagri Minta Pemda Segera Beri Insentif Fiskal PBBKB
Selain itu, pemerintah juga mengembangkan teknologi rendah karbon, seperti penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS atau CCUS) untuk mengurangi emisi dari aktivitas hulu minyak dan gas bumi.
"Kebijakan yang komprehensif itu telah dilaksanakan untuk mendukung pelaksanaan transisi energi," kata Dadan.
Dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2021 sampai 2030, pemerintah melalui perusahaan setrum negara PT PLN (Persero) menempatkan porsi energi terbarukan hingga 51,6 persen, sedangkan porsi energi fosil hanya 48,4 persen.