WahanaListrik.com | Master Parulian Tumanggor, Komisaris PT Wilmar Nabati Indonesia diduga terlibat dalam kasus korupsi mafia minyak goreng.
Hal ini disinyalir bakal bikin sederet lini bisnis Grup Wilmar milik konglomerat Martua Sitorus terkena dampaknya.
Baca Juga:
Perjuangan Martua Sitorus Besarkan Wilmar yang Terjerat Dugaan Korupsi Minyak Goreng
Sang taipan berusia 62 tahun tersebut merupakan salah satu orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan data Forbes Realtime Billionaire, per penutupan perdagangan Kamis 21 April, nilai kekayaan pendiri Grup Wilmar tersebut berkisar 2,9 miliar dolar AS atau setara Rp 41,62 triliun.
Nominal ini berkurang sekitar 4 persen dari estimasi 3 miliar dolar AS atau Rp 43 triliun pada pekan lalu. Martua masih menempati peringkat 10 daftar orang terkaya di Indonesia.
Baca Juga:
Tersandung Kasus Minyak Goreng, Begini Perjuangan Martua Sitorus Besarkan Wilmar
Posisi 10 ini, belum "aman" bagi Martua. Pasalnya bos Bank Jago Jerry Ng serta pendiri Alfamart Djoko Susanto menempel ketat di peringkat 11 dan 12 dengan kisaran nilai kekayaan bersih 2,7 miliar dolar AS.
Bukan mustahil tren penurunan kekayaan Martua Sitorus terus berlanjut. Apalagi, data Forbes memperlihatkan bahwa Martua masih mengalami penyusutan kekayaan 1 persen lebih dalam 24 jam terakhir.
Potensi ini juga seiring dengan lesunya data harga saham-saham yang terkoneksi dengan lini bisnis Martua. Lewat Grup Wilmar maupun kongsinya dengan sejumlah pihak, Martua punya dua emiten yang mendapat di pasar modal, yakni PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk (CEKA) dan PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT).
CEKA, merupakan perusahaan yang dikuasai PT Sentratama Niaga Indonesia (SNI). SNI merupakan salah satu entitas turunan Wilmar International.
Saat ini, CEKA memiliki kapitalisasi pasar senilai Rp 1,1 triliun di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham perusahaan ini berkisar Rp 1.820 pada penutupan perdagangan Kamis 21 April, yang mencerminkan tren pelemahan 2,15 persen dari posisi akhir pekan lalu.
Di saat yang sama, penurunan harga saham yang dibukukan CMNT lebih parah. Entitas produsen semen milik Gama Group, kongsi Martua Sitorus dengan saudaranya Ganda Sitorus itu kini memiliki kapitalisasi pasar Rp18,67 triliun.
Harga saham CMNT kini cuma Rp 1.115 per saham, mencerminkan tren penurunan 4,29 persen dari posisi akhir pekan lalu.
Sebelumnya diberitakan. keterlibatan petinggi Wilmar dalam dugaan korupsi mafia minyak goreng pertama diumumkan oleh Jaksa Agung ST Burhanuddin pada Selasa 19 April petang.
Hal itu pun berimbas pada tren penurunan harga saham CMNT maupun CEKA pada perdagangan saham Rabu 20 April.
Selain indikasi penurunan kapitalisasi pasar perseroan, dampak kasus ini juga ikut membuat hilangnya sejumlah perjanjian kerja sama antara Grup Wilmar dengan sejumlah pihak.
Salah satunya adalah klub sepak bola Persis Solo mengumumkan bahwa mereka telah mengakhiri bentuk kerja sama sponsorship dengan Wilmar per Kamis 21 April.
Perusahaan yang saham mayoritasnya dimiliki putra Presiden Jokowi Kaesang Pangarep dan Menteri BUMN Erick Thohir ini berkata bahwa mereka menyesalkan keterlibatan petinggi Wilmar.
"Persis memahami isu yang sedang berkembang di masyarakat dalam beberapa hari terakhir tentang Wilmar, dan turut menyesalkan atas adanya kejadian tersebut," jelas manajemen Persis dalam pernyataan resminya.
Wilmar sendiri telah menjanjikan komitmen untuk mengikuti proses hukum yang sedang berjalan.
"Kami mendukung sepenuhnya penegakan hukum yang dilakukan oleh Kejaksaan Agung terkait izin persetujuan ekspor produk sawit," jelas manajemen Wilmar dalam keterangan tertulis. [Tio]