“Proses pembuatan produk penyanitasi tangan ini dilakukan di Laboratorium Kimia Terintegrasi Universitas Pertamina dan saat ini telah menghasilkan 100 liter penyanitasi tangan,” ujarnya.
Lebih jauh ia mengatakan, proses pembuatan penyanitasi tangan berbahan limbah rumah tangga ini cukup sederhana.
Baca Juga:
Awalnya dari Jualan Hand Sanitizer, Pengusaha Industri Kosmetik Lokal Meninggal di Masa Pandemi
Sampah sayuran dan buah-buahan terlebih dahulu dibersihkan, kemudian direndam dengan gula merah atau molase, lalu disimpan pada ember yang tertutup.
“Proses fermentasi ini dilakukan untuk mendapatkan eco-enzim, yang memiliki fungsi seperti alkohol yakni sebagai desinfektan. Semakin beragam limbah sayur dan buah yang digunakan, semakin beragam endofit atau mikroorganisme untuk menghasilkan eco-enzim,” papar Suharti.
Pada minggu pertama proses fermentasi, lanjut Suharti, wadah tersebut harus dibuka untuk mengeluarkan gas yang ada didalamnya.
Baca Juga:
Gampang Banget! Begini Cara Manfaatkan Kulit Buah untuk Pupuk Alami
Kemudian, wadah harus dibuka kembali pada usia 30 hari untuk melepaskan gas dan mengecek keberhasilan proses fermentasi.
Menurut dia, kegagalan fermentasi biasanya terjadi akibat udara yang tidak bersih sehingga dianjurkan untuk menyimpan fermentasi jauh dari tempat sampah.
“Alkohol yang tercipta pada minggu pertama proses fermentasi berubah menjadi asam asetat secara alami. Setelah proses fermentasi selesai, eco-enzim yang telah dihasilkan dicampur air dengan perbandingan 1:400, yaitu 1ml eco-enzim untuk 400ml air,” papar Suharti.