“Sampai saat ini yang ditemukan itu hanya pada anak. Jadi paling tua 16 tahun. Tapi anak itu sebenarnya sampai 18 tahun, tapi ini yang tertua 16 tahun. Terbanyak sebenarnya ditemukan di bawah 6 tahun,” kata Muzal Kadim, Ketua Unit Kerja Koordinasi Gastro-Hepatologi IDAI dikutip VOI.
Meskipun belum ada temuan kasus hepatitis akut baru pada orang dewasa, bukan berarti penyakit baru ini tidak dapat menular ke manusia di luar usia anak-anak.
Baca Juga:
Dugaan Hepatitis Akut Misterius di RI Tambah Lagi Jadi 20
“Penularan penyakit sebenarnya bisa terjadi di mana saja dan ke siapa saja, tidak ada pembatasan yang jelas soal usia. Hepatitis akut baru memang belum ditemukan pada orang dewasa, namun bukan berarti mustahil menulari orang dewasa. Pastinya, semua lapisan usia harus waspada,” kata Lucy.
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah pencegahan, dan cara termudah adalah menjaga kebersihan.
IDAI sudah mengeluarkan SOP untuk para dokter anak jika menemui kasus hepatitis akut baru.
Baca Juga:
Hati-hati, Malas Cuci Tangan Sebelum Makan Bisa Sebabkan Hepatitis Akut
Imbauan pencegahan bagi masyarakat adalah mencuci tangan pakai sabun, minum air bersih dan matang, makan makanan bersih dan matang, memakai masker, membawa alat makan sendiri, menjaga jarak, tidak kontak dengan orang sakit, jangan berenang di pemandian umum, hindari main di playground, serta jangan menyentuh gagang pintu atau apapun yang biasa dipegang umum.
Kasus hepatitis akut baru ini sudah menjadi perhatian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Badan PBB yang mengurusi masalah kesehatan ini bahkan sudah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap kasus hepatitis akut baru, yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika, dan Asia.
WHO menyebutkan bahwa hepatitis akut baru kemungkinan disebabkan oleh Adenovirus, yaitu virus yang biasa menyerang bagian adenoids atau amandel. Virus ini dapat menyerang siapa saja, manusia maupun hewan.