Dalam kesempatan tersebut Paus Fransiskus juga menyebut Pelabuhan Mariupol yang terkepung di Ukraina sebagai 'kota martir, serta sekali lagi meminta koridor kemanusiaan yang benar-benar aman untuk memungkinkan warga mengungsi.
Pekan lalu, Rusia membom sebuah rumah sakit bersalin di Mariupol pada Hari Rabu. Ukraina mengatakan wanita hamil termasuk di antara mereka yang terluka.
Baca Juga:
WHO Sebut Sebagian Warga Gaza Terpaksa Konsumsi Air Got dan Pakan Ternak
Adapun Rusia mengatakan rumah sakit itu tidak lagi berfungsi dan telah diduduki oleh pejuang Ukraina
Pada Hari Minggu, Paus Fransiskus juga mendesak orang-orang untuk menerima pengungsi dari Ukraina dan berterima kasih kepada mereka yang telah bergabung dengan "jaringan solidaritas yang besar" untuk membantu mereka yang melarikan diri dari perang.
Paus Francis tampak sangat muram. Setelah salam singkat yang tidak biasa kepada kelompok-kelompok di alun-alun, dia meninggalkan jendela di lantai atas Istana Apostolik dan kembali ke perpustakaan kepausan.
Baca Juga:
Menlu Bangladesh Minta PBB Ikut Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya
Diketahui, Rusia menyebut tindakannya sebagai 'operasi militer khusus'.
Minggu lalu Francis secara implisit menolak istilah itu, dengan mengatakan itu tidak dapat dianggap hanya operasi militer, tetapi perang yang telah melepaskan sungai darah dan air mata.
Hingga 18 hari invasi berjalan, pertempuran di Ukraina telah menciptakan lebih dari 2,5 juta pengungsi, dengan sebagian besar ditampung oleh Polandia. [Tio]