"Pada kasus berat, aritmia yang tidak dikelola dengan benar akan menyebabkan terjadinya stroke pada anak, bahkan sebabkan kematian mendadak," tambahnya.
Kondisi ini menurut dr Dicky bisa terjadi karena orangtua punya riwayat penyakit aritmia atau penyakit lain seperti si ibu memiliki masalah aritmia atau ayahnya aktif merokok dan memiliki masalah kardiovaskular.
Baca Juga:
Gejala Awal Sudden Cardiac Death (SCD) yang Diduga Picu Kematian Mendadak Marissa Haque
"Jadi aritmia pada anak bisa karena genetik yang diturunkan orangtuanya. Ini artinya si anak sudah memiliki masalah itu saat dilahirkan ke dunia. Tapi, tak sedikit juga kasus aritmia terjadi pada anak usia 2 tahun ke atas," terangnya.
Menangani aritmia pada anak tidak boleh sembarang. Menurut dr Dicky, itu harus dikembalikan pada kondisi penyakit si anak masing-masing.
"Penanganan penyakit aritmia pada anak misalnya masalah irama jantung terlalu cepat, kini orangtua bisa memilih terapi seperti Ablasi Frekuensi Radio yang menggunakan instrumen kecil dengan energi panas untuk menghancurkan sirkuit listrik yang tidak normal," ungkapnya.
Baca Juga:
Tukar Pengalaman, RS Adam Malik dan Arab Saudi Targetkan Operasi 15 Pasien Jantung
Bahkan, sambung dr Dicky, kini ada tindakan Ablasi 3 Dimensi (3D) yang dilakukan dengan menggunakan HD Grid 3D Mapping System.
Teknologi tersebut diyakini memberikan paradigma baru dalam pemetaan aritmia, baik yang simple maupun kompleks. [Tio]