Perseroan berdiri dengan nama PT Buana Persada Gemilang berdasarkan Akta No. 1 tanggal 3 Agustus 2007 di hadapan Notaris Tintin Surtini S.H., M.H., M.Kn., sebagai pengganti Notaris Surjadi S.H. di Jakarta.
PT Buana Persada Gemilang mengubah nama menjadi PT Toba Bara Sejahtra berdasarkan Akta No. 173 tanggal 22 Juli 2010 di hadapan Notaris Jimmy Tanal S.H., sebagai pengganti Notaris Hasbullah Abdul Rasyid, S.H., M.Kn. di Jakarta Selatan.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Saham Perseroan tercatat secara publik di Bursa Efek Indonesia, dengan 8.049.964.000 lembar saham berkode saham TOBA. Penawaran Umum Perdana dilakukan dengan jumlah saham sebanyak 210.681.000 lembar, senilai Rp 1.900 per saham.
Pada tahun 2019, Perseroan melakukan stock split dengan rasio 1:4. Saat ini, pemegang saham terbesar adalah Highland Strategic Holdings Pte Ltd, perusahaan investasi dari Singapura dengan fokus investasi di sektor energi.
Adanya pergerakan global yang mengarah menuju cara bisnis yang lebih berkelanjutan mendorong Perseroan untuk memperbarui fokusnya menjadi sebuah perusahaan energi terintegrasi yang dapat menciptakan dampak positif pada dunia.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Pola pikir ini yang mendasari PT Toba Bara Sejahtra Tbk mengganti namanya menjadi PT TBS Energi Utama Tbk berdasarkan Akta No. 110 tanggal 26 Agustus 2020, di hadapan Notaris Aulia Taufani S.H. di Jakarta Selatan.
Bisnis Perseroan mencakup tiga sektor, yaitu: listrik, pertambangan, dan perkebunan.
Perseroan memulai usahanya di sektor pertambangan, tapi dalam beberapa tahun terakhir mulai berfokus pada energi terbarukan dan berkelanjutan, terutama di sektor listrik.