Luas tambang Perseroan mencakup total 7.087 hektar, terdiri dari tiga tambang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, dengan total cadangan batubara sebanyak 63.9 juta ton dan sumber daya batubara sebanyak 236 juta ton, berdasarkan laporan JORC tahun 2018.
Ketiga tambang tersebut, yang dikembangkan dari aset greenfield, dijalankan oleh tiga anak usaha, yaitu: PT Adimitra Baratama Nusantara (ABN), PT Indomining (IM), dan PT Trisensa Mineral Utama (TMU), dengan lokasi yang bersebelahan sehingga menghasilkan efisiensi biaya dan pemakaian logistik kolektif.
Baca Juga:
Urgensi Krisis Iklim, ALPERKLINAS Apresiasi Keseriusan Pemerintah Wujudkan Transisi Energi Bersih
Perseroan memiliki perkebunan kelapa sawit yang dijalankan oleh PT Perkebunan Kaltim Utama I, dengan kapasitas pabrik kelapa sawit sebesar 30 ton per jam.
Dalam beberapa tahun terakhir, Perseroan berinvestasi di sektor listrik sebagai upaya menuju pengembangan energi yang lebih berkelanjutan.
Perseroan memiliki PT Gorontalo Listrik Perdana (GLP), yang mengembangkan proyek PLTU Sulbagut-1 2×50 MW di Gorontalo, dan PT Minahasa Cahaya Lestari (MCL), yang mengembangkan proyek PLTU Sulut-3 2×50 MW di Sulawesi Utara.
Baca Juga:
Di COP29, PLN Perluas Kolaborasi Pendanaan Wujudkan Target 75 GW Pembangkit EBT 2030
Kedua proyek pembangkit listrik itu dijadwalkan untuk memulai operasional (COD/Commercial Operation Date) pada tahun 2021.
Pada tahun 2018, Perseroan mengakuisisi 100% saham PT Batu Hitam Perkasa (BHP) yang memegang kepemilikan 5% saham PT Paiton Energy (PE), pembangkit listrik independen terbesar di Indonesia yang mengoperasikan tiga unit PLTU dengan kapasitas total 2.045 MW di Probolinggo, Jawa Timur.
Pada Agustus 2021, Perseroan melepas saham PE sebagai bagian dari penjualan strategis dan upaya untuk mengurangi jejak karbon.