"Jika ada ledakan, itu adalah akhir dari segalanya. Akhir dari Eropa," kata Zelenksy, dikutip dari BBC, Jumat (4/3/2022).
Sebuah video yang beredar menunjukan pembangkit listrik mengalami ledakan dan menimbulkan gumpalan asap.
Baca Juga:
Rusia 'Eksekusi' Mati Tentaranya yang Menyerah Pakai Meriam
Pengawas nuklir PBB, Badan Energi Atom Internasional (IAEA), mengatakan kebakaran itu tidak mempengaruhi peralatan penting pabrik dan tidak ada peningkatan tingkat radiasi.
Layanan darurat Ukraina mengatakan awalnya mereka diblokir untuk mencapai lokasi kebakaran, lalu Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara terbuka meminta Rusia untuk mengizinkan petugas pemadam kebakaran agar memasuki lokasi itu.
Mengenai insiden ini, Boris Johnson mengatakan dia akan mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB pada hari Jumat 4 Maret 2022, atas serangan itu.
Para ahli mengatakan bahwa menyerang pembangkit nuklir belum pernah terjadi sebelumnya, dan situasinya akan sangat berbahaya.
Dr Graham Allison, pakar keamanan nuklir di Universitas Harvard, mengatakan kasus terburuk adalah jika kebakaran di pabrik menyebabkan kehancuran dan memicu pelepasan radioaktvitas yang mencemari daerah sekitarnya selama bertahun-tahun.
Baca Juga:
Pertempuran Sengit, Rusia Lumat 9 Tank Ukraina Termasuk 4 Leopard-2
Namun, dia juga menegaskan kemungkinan besar pasukan Rusia mencoba untuk menutup pasokan listrik ke daerah sekitarnya, daripada menyerang pembangkit listrik.
Pembangkit listrik yang terletak sekitar 550 kilometer tenggara ibu kota Kiev, menghasilkan hampir seperempat dari semua listrik di Ukraina.
Para menteri Barat nantinya akan mengadakan pembicaraan krisis di Brussel, pada hari Jumat, karena mereka berusaha untuk menunjukan dukungan mereka untuk Ukraina.