Kini dia berharap pemerintah bisa mencarikan solusi mengenai minyak goreng dan kedelai yang jadi bahan baku usaha keripik tempenya.
Dirinya sebenarnya tak mempermasalahkan bahan baku yang naik, asalkan stoknya tersedia, mengingat untuk menekan angka produksi langkah khusus telah dilakukan.
Baca Juga:
Mendag Zulhas: Harga Kedelai Naik Imbas Melemahnya Rupiah
"Ya semoga saja sebelum puasa harga-harga bisa normal kembali. Tapi meski mahal barangnya, yang penting barangnya ada, agar tetap bisa produksi. Ini kan (minyak goreng) nggak, sudah harga mahal, barang nggak ada itu yang bikin susah. Mohon perhatiannya untuk dinas terkait. Jangan sampai lebaran terjadi kelangkaan baik minyak, dan kedelai yang harganya tinggi," terangnya.
Pasalnya sebelum bulan Ramadhan, biasanya para pengerajin keripik tempe seperti dirinya mengalami kenaikan permintaan dari masyarakat.
Sehingga memasuki lebaran Idul Fitri biasanya adalah momen panen pesanan keripik tempe.
Baca Juga:
Bulog Subsidi Harga Kedelai Rp 1.000 per Kilogram Hingga Desember 2022
"Karena bagi kami pengerajin keripik tempe lebaran masa panennya kita. Jangan sampai lebaran terus terjadi kelangkaan, baik minyak, terus terjadi harga kedelai tinggi. Jadi yang kami berharap lebaran masa panennya kita, malah kita hanya bisa produksi, tapi profitnya nggak ada," tukasnya. [Tio]