Menurut Arnol, sudah luas terpublikasi bahwa AS mengancam akan melakukan aksi boikot bila Indonesia tetap mengundang Presiden Rusia, Vladimir Putin, ke forum KTT G20 di Bali, akhir tahun ini.
Sudah terpublikasi juga bahwa Indonesia tetap mengundang Rusia, dalam hal ini Presiden Putin, sebagai salah satu negara anggota G20.
Baca Juga:
DPP Martabat Prabowo-Gibran Ajak Masyarakat dukung Presiden dan Wakil Terpilih Demi Indonesia Maju
Bahkan, sudah ada kabar yang beredar, termasuk melalui Dubes Rusia untuk Indonesia, bahwa Vladimir Putin kemungkinan bakal hadir di KTT G20 nanti.
“Tegas disampaikan Presiden Jokowi, Indonesia tidak berada pada posisi mendukung Rusia atau Ukraina. Indonesia berada pada posisi mendorong stop the war, hentikan peperangan! Kalaulah Vladimir Putin hadir di KTT G20 Bali, Joe Biden membatalkan ancaman boikot, dan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mau juga hadir sebagai negara undangan di forum tersebut, betapa indahnya Indonesia memainkan peran presidensinya di G20. Putin, Biden, Zelensky, duduk satu meja di Bali, Indonesia!” papar Arnol.
Polemik “Pengemis”
Baca Juga:
DPP Martabat Prabowo-Gibran Ajak Masyarakat dukung Presiden dan Wakil Terpilih Demi Indonesia Maju
Paparan Arnol Sinaga itu sekaligus menepis sorotan tajam Guru Besar Universitas Indonesia (UI), Prof Ronnie Higuchi Rusli, dan pegiat media sosial, Nicho Silalahi.
Diketahui, lewat cuitan di akun medsos Twitter-nya, Ronnie sampai menyebut Jokowi rela mengemis pergi ke AS untuk menemui CEO Tesla, Elon Musk, dan Presiden Joe Biden.
Ronnie mengatakan, seharusnya pimpinan negara-negara, termasuk Indonesia, pada umumnya didatangi oleh CEO, bukan sebaliknya.