Tsunami besar melewati mekanisme keselamatan beberapa pembangkit listrik pada tahun 2011, menyebabkan tiga kebocoran nuklir di pembangkit listrik di Fukushima, Jepang, yang mengakibatkan pelepasan bahan radioaktif ke daerah sekitarnya.
Dalam kedua bencana tersebut, ratusan ribu orang direlokasi, jutaan dolar dihabiskan, dan kematian terkait radiasi sedang dievaluasi hingga hari ini.
Baca Juga:
Kurangi Emisi, PLN Bangun Tiga Skenario Transisi Energi
Tingkat kanker di antara populasi yang tinggal di dekat Chernobyl dan Fukushima, terutama di kalangan anak-anak, meningkat secara signifikan pada tahun-tahun setelah kecelakaan.
5. Resiko Kanker
Selain resiko signifikan kanker yang terkait dengan dampak bencana nuklir, penelitian juga menunjukkan peningkatan resiko bagi mereka yang tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir, terutama untuk kanker masa kanak-kanak seperti leukemia.
Para pekerja di industri nuklir juga terpapar pada tingkat radiasi yang lebih tinggi dari normal, dan sebagai akibatnya memiliki resiko kematian akibat kanker yang lebih tinggi.
Baca Juga:
Soal PLTN, Pemerintah Diminta Mulai Siapkan Pulau Kosong untuk Tempat Pembuangan Limbah Radioaktif
6. Produksi Energi
444 pembangkit listrik tenaga nuklir yang ada saat ini menyediakan sekitar 11% energi dunia.
Studi menunjukkan bahwa untuk memenuhi kebutuhan energi saat ini dan masa depan, sektor nuklir harus ditingkatkan menjadi sekitar 14.500 pembangkit.
Uranium, bahan bakar untuk reaktor nuklir, adalah energi intensif untuk ditambang, dan deposit yang ditemukan di masa depan kemungkinan akan lebih sulit untuk didapatkan.