9. Persaingan dengan Energi Terbarukan
Investasi di pembangkit nuklir, keamanan, infrastruktur pertambangan, dan lain-lain menarik dana dari investasi di sumber yang lebih bersih seperti angin, matahari, dan panas bumi.
Pembiayaan untuk energi terbarukan sudah langka, dan peningkatan kapasitas nuklir hanya akan menambah persaingan untuk pendanaan.
Baca Juga:
Kurangi Emisi, PLN Bangun Tiga Skenario Transisi Energi
10. Ketergantungan Energi Negara-Negara miskin
Turun ke jalur nuklir berarti bahwa negara-negara miskin, yang tidak memiliki sumber keuangan untuk berinvestasi dan mengembangkan tenaga nuklir, akan menjadi bergantung pada negara-negara kaya yang berteknologi maju.
Sebagai alternatif, negara-negara miskin tanpa pengalaman dalam membangun dan memelihara pembangkit nuklir dapat memutuskan untuk tetap membangunnya.
Negara-negara dengan sejarah penggunaan tenaga nuklir telah mempelajari pentingnya regulasi, pengawasan, dan investasi dalam keselamatan dalam hal nuklir.
Baca Juga:
Soal PLTN, Pemerintah Diminta Mulai Siapkan Pulau Kosong untuk Tempat Pembuangan Limbah Radioaktif
Peter Bradford dari Vermont Law, mantan anggota Komisi Pengaturan Nuklir AS, menulis, "Sebuah dunia yang lebih bergantung pada tenaga nuklir akan melibatkan banyak pembangkit di negara-negara yang memiliki sedikit pengalaman dengan energi nuklir, tidak memiliki latar belakang peraturan di lapangan dan beberapa catatan yang meragukan tentang kendali mutu, keamanan, dan korupsi." [Tio]